APPRECIATION – PENGHARGAAN

Di dunia ini ada lebih banyak yang lapar cinta dan penghargaan daripada yang lapar roti – Mother Teressa (Pemenang Nobel Perdamaian)

Aku belum pernah bertemu orang, setinggi apapun statusnya, yang tidak bekerja lebih baik dan berusaha lebih keras dengan dorongan persetujuan dibanding dengan dorongan celaan.

Dari pengalaman yang saya dapatkan sampai saat ini, ada beberapa alasan orang  buat pindah kerja. Ada alesan uang, teman kerja, gak dihargain dan sebagainya. Yang setelah saya pikir-pikir ternyata yang paling gede itu adalah masalah PENGHARGAAN. Sebagai manusia, saya jamin pasti semua pengen dihargain walo bentuknya gak harus selalu disanjung ke setiap orang. Ada banyak hal-hal kecil yang ternyata berupa penghargaan kepada kita.

appreciation

Contohnya nih bagi saya sendiri. Beberapa bulan yang lalu dalam pekerjaan, saya punya masalah yang belum nemu solusinya. Udah coba pake segala macem cara, errornya masih tetep betah disitu. Ya pasti betahlah, orang belum disolved. Nah, dengan perjuangan berat dan disertai cucuran keringat dan air mata *lebay*, akhirnya kita bisa solved. Saya pribadi seneng banget, ternyata klo ada usaha pasti ada jalan. Kasus itu selesainya hari Jumat, Sabtu – Minggu kebetulan saya libur. Senin saya kembali bekerja, dan betapa bahagianya saya ternyata ada beberapa email baru (termasuk dari presdir kantor saya) yang nulis Say thanks for our great effort. Walaupun cuma berupa email dan bukan traktiran makan siang, saya bener-bener senang sekali. Itu berarti dia peduli kepada saya dan kerja keras saya dan temen setim saya.

Beda lagi dengan kasus temen se-tim saya. berhubung dia ada kerja di kota lain, maka saya handle klien saya sendirian. Beberapa hari kemudian kita tergabung lagi dalam tim dan dia membawakan saya cookies coklat sebagai tanda ucapan terima kasih. cookies berapa sih harganya ? gak mahal lho … tapi cara dia menghargain saya melalu sebuah cookies itu pasti gak akan saya lupakan.

Ibu saya juga pernah punya cerita demikian, setiap saya melakukan isi ulang pulsanya, dia pasti sms saya begini
“Makasih ya sayang, pulsanya udah sampe. Selamat bekerja ya, Tuhan berkati”.

Saya juga kerap melakukan hal yang demikian kepada ibu saya. Jika saya kebetulan mudik, dia pasti akan masak macem-macem makanan kesukaan kita. Untuk menghargain usahanya, saya memeluknya dan bilang
“Ehmm … makanannya enak lho ma, makasih ya “

Ada banyak cara menghargain orang yang mungkin gak bisa dibeberin satu-satu. Kalo saya beberin disini *lengkap dengan studi kasusnya*, bisa jadi saya harus bikin account wordpress atau provider-blog-free yang lain. Tapi pada intinya, cara menghargain orang itu ada macem-macem. Jangan pernah pikirin kalo orang yang ingin kita hargain itu gak akan tau, yang penting kita memberi secara ikhlas dan bukan paksaan. Secara umum, memberikan penghargaan itu dibagi dalam tiga bagian besar yaitu auditori, visual dan kinestetik.Semuanya merupakan tiga cara berbeda otak menyerap informasi, dan semua orang punya jenis yang paling dominan.

Orang auditori harus mendengar, orang visual harus melihatnya dan kinestetik harus merasakannya. Orang visual cenderung menyukai penghargaan berupa benda yang bisa diliat, ditempelkan di kulkas ato lemari mereka. Mereka menyukai surat, kartu, sertifikat, bunga, plakat, foto, dkk. Mereka bisa menyimpan selamanya. Orang-orang kinestetik perlu merasakannya, misalnya melalui pelukan, jabat tangan, tepukan di punggung. Sedangkan orang auditori lebih cenderung menyukai dihargai dengan cara diucapkan. Misalnya dengan mengatakan “terima kasih, pekerjaan anda sungguh baik sekali. saya tahu, saya bisa mengandalkan anda”.

So, susahkah buat menghargain orang ?

IKLAN oh IKLAN …

Merasa aneh gak sih liat iklan XL versi Bengkel ? Saya sendiri merasa iklan itu terlalu konyol dan asli gak nyambung. Sejak kapan orang mo beli pulsa ke bengkel? atau emang sekarang tren udah berubah kalo ternyata main business nya bengkel itu dagang pulsa ?. Selain keanehan itu lagi, ceweknya juga merupakan keanehan …. cakep iya, kaya iya (iya donk bo .. secara doi nyetir sendiri ke bengkel), tapi kok kayaknya gaptek ya? selain kebodohan pertama dia cari pulsa ke bengkel, kebodohan lainnya adalah ..hare gene ne’ … atm drive thru ada, smsbanking ada .. internet banking ada …. ya apa susahnya sih isi dari media itu? bukannya malah cari ke tukang bengkel …

Selain iklan XL, iklan yang paling bikin saya gedek adalah tory cheese cracker. Sumpah ! Saya gak ngerti itu maksud iklannya apa … mo pamer crackernya atau mo pamer cowok gak jelas yang ada di belakang si cewe. Walo saya demen ama keju, tapi setiap masuk ke supermarket, saya gak pernah niat buat nyoba si tory ini. Udah ilfli duluan liat iklannya. Saya emang bukan anak advertising atau sejenisnya, tapi setau saya dari sisi konsumen saya pengen beli suatu produk makanan (selain saya butuh makan tentunya), tapi karena saya penasaran ama rasa makanan itu gimana setelah ngeliat reklamenya yang menggiurkan. Atau mungkin ada yang merasa iklan Tory Cheese Cracker itu menggiurkan ? Jika ada yang jawab iya, saya hanya bisa diam tanpa kata. Berbeda bukan dosa lho …

Iklan yang aneh berikutnya adalah si sayap lembut temen wanita. Yupe, apalagi klo bukan pembalut. Iklan laurier versi engko-engko dagang itu juga aneh. Hahaahah .. dimana-mana setau saya kalo wanita lagi dapet bulan gak pernah beli pembalut serasa beli crocs yang lagi sale. Rame-rame, desak-desakan gak jelas.. Hello … hari gini mah pembalut bukan barang mewah dan sulit di dapet lagi. Ngesot dikit keluar rumah, ada warung udah pasti ngejual pembalut. Kecuali yang jual pembalutnya ganteng … nah itu baru yang sedikit beda. Kalo gitu wajar wanita bela-belain desak2an gitu … *napsu bandot kumat mode : ON*

Iklan BSI versi Obama juga adalah salah satu iklan paling aneh. Saya berdoa, moga-moga obama yang asli gak akan pernah melihat iklan itu. Numpang ngetop sih boleh ajah … tapi jangan sampe lebay gitu. Maaf lho BSI, saya gak mencela institusinya, saya hanya merasa aneh saja dengan iklan institusinya.

Iklan Esia versi Ringgo Terbang Bebas juga selalu memaksa saya buat ganti channel. Mo ngasih tau gratisan gak usah pake sampe adegan bunuh diri gitu kali. Selain itu … suaranya ngasih tau gratisan itu lho. Haduh … ! Walo gak jauh beda dengan iklan Agnes Monica untuk 3 versi Dugem itu juga cukup aneh. Tapi masih lebih mending, seenggaknya musiknya cozy didenger walo saya yakin sejuta persen Agnes Monica gak akan cari cowok yang punya BBS lebih murah dari dia. Emang Agnes yang akan nalangiin pulsanya doi ?

Masih banyak kan iklan-iklan aneh di televisi belakangan ini. Walo sebenarnya iklan yang bagusnya juga gak sedikit. Seperti Garuda Indonesia, saya selalu senang dengan iklan mereka. Musik, gambar dan perkataan yang minim udah menggambarkan segala yang ingin mereka berikan. JIka ada yang berkenan nambah iklan-iklan aneh … silahkan dipost di mari …. yang mo sekedar nyela-nyela juga boleh …

sehari dengan miss hennie

Everybody likes talking about themselves right ?. Jadi gak ada salahnya saya menceritakan secuil kisah tentang hidup saya. Ide ini muncul dari acara reality show TV yang menggambarkan kehidupan seorang selebritis dari bangun pagi – mau tidur. Singkatnya SEHARIAN BERSAMA *nama artis*. So, let’s pick my name.

Pagi, 06.00

Beker di tepi ranjangku berbunyi, dan saya berusaha mematikannya sendiri tanpa menunggu dia menyerah. Bodoh jika menunggu menyerah, dia tidak akan berhenti menjerit. Menjejakkan kaki dengan hati-hati ke lantai kamar yang dilapisi karpet kain. saya memiliki suatu sifat aneh yaitu meletakkan semua laptop saya di atas karpet setelah saya menggunakannya. Ide menulis blog ini sendiri  muncul tepat saya akan tidur. Aneh ? that’s me :D.

Pagi 06.00 – 06.30

Memasak bekal makan siang yang akan saya bawa ke kantor. Saya mengidap syndrome-paranoid-makan-siang-di-daerah-pinggiran. Ini saya dapatkan sejak saya keracunan makanan di sebuah rumah makan di belakang Plaza Indonesia. *dekat dengan kantor saya*

06.30 – 08.00

Aktivitas beres-beres, mandi, berpakaian, sarapan dan menonton sedikit gossip pagi. Saya suka terkikik melihat gossip tak penting muncul dari seorang artis yang sama tak pentingnya juga. Saya bisa duga dengan pasti, ini pasti penulisnya seorang wartawan yang kehabisan ide menimbulkan rumor yang bisa cukup menggugah jiwa-jiwa gossip di seantero Indonesia.

08.00 -09.00

Antri di halte busway, sedikit melengos kepada sesama fans busway yang tidak mengerti betapa pentingnya arti antri untuk menciptakan kerukunan dan keamanan dalam dunia mass rapid transportation. Sumpah, saya lihat dari hari ke hari semakin bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah halte dan rute busway.

08.30

Bergelantungan dengan sukses di sebuah bis transjakarta

08.48

Sialan ! masih tetap dalam pose yang sama. Bergelantungan di bis transjakarta.

09.00

Sampai di kantor, say hi kepada anggota tim lain dengan tatapan meminta maaf jika ternyata mereka duluan tiba dari saya. Cek email dan wohoho  … saya selalu mencek spam setiap pagi. Bukan karena apa … tapi kadang di luar kehendak saya, email yang seharusnya bukan spam tapi malah nongkrong di sana

From : Horneybiz                             Subject : Vibrator for Sale

From : Playboy Mansion               Subject : Download free Nude Playmate in Lingerie !

From : Casino de La Vegas            Subject : Congratulations ! You’re lottery winner …

Sayang sekali, pagi ini saya hanya menemukan spam mesum dan tipuan bodoh soal lottery yang saya menangkan. Padahal seyogyanya, saya tidak pernah mengikuti undian demikian.  Select all and Delete Permanently !

Aktivitas kerja dimulai 15 menit kemudian. Mata mulai memicing, kadang jidat berkerut, usap-usap dagu walau saya tidak brewokan dan dalam titik error tertinggi, seteguk air putih cukup membantu. Dalam saat tertentu saya hanya cukup mendengar, memberikan sedikit pendapat atau menjelaskan masalah *baca : meeting*

12.00 – 13.00

Makan siang bekal yang dibawa dari rumah. Dan jika merasa waktu senggang cukup terasa, browsing atau ngeceng bentar ke mall dengan harapan SALE SEASON selalu ada. Jika ada barang yang mengena di hati saya akan membelinya, tetapi sebaliknya jika tidak sepotong roti cukup menghibur

13.00

Kembali ke kantor dan memulai aktivitas memicingkan mata, jidat berkerut, seteguk air putih plus acara ngantuk-ngantuk.

15.00

Masih sedikit mengantuk. Tetapi deadline berkata sebaliknya

17.00

Ternyata pekerjaan masih banyak. Maka bisa dipastikan kalo hari ini overtime adalah sebuah keharusan bukan pilihan. Bedanya dengan jam kerja resmi, jam kerja pada rentang ini sedikit lebih berwarna. Beberapa kali jendela messenger YM atau GTalk *terkadang juga MSN Messenger* muncul di layar laptop saya. Saya tidak ingin mempercepat kenaikan asam lambung saya dengan mengerjakan pekerjaan yang sama dan cara yang sama. Terkadang saya maen facebook *tapi ini sangat jarang* dan sayang sekali walau saya memiliki account twitter. Saya hanya pernah update di saat pertama sekali saya memilik account tersebut. Selebihnya ? teronggok tak jelas di suatu pojok di dunia maya.

Jam 19.00

Jika pekerjaan sudah selesai maka saya memutuskan pulang, sebaliknya jika harus extend overtime, maka saya memutuskan untuk coffee break. Saya akui terkadang sulit berkonsentrasi di saat waktu yang seharusnya pulang. Secangkir kopi panas cukup membantu. Pengalaman kerja menjadi seorang IT Consultant mau tak mau memaksa saya untuk sedikit bersahabat dengan kopi.  Apakah saya pecandu ? sejujurnya tidak, terkadang sama seperti overtime. Minum kopi adalah suatu keharusan bukan pilihan.

Jam 21.00

Jika cukup beruntung, maka pada waktu ini saya sudah duduk manis di depan tivi dan menonton acara favorit saya “opera van java”, jika tidak tentu saja saya masih teronggok dengan sisa-sisa fans busway yang akan mengantarkan saya pulang.

Jam 21.05

Berada di dalam busway, mendengarkan percakapan dua orang ABG cewe yang memperdebatkan siapa yang lebih keren antara Charly “ST21” atau Rizky “The Titans”. Oh My God, please deh .. I think both of them were already sold out (taken).

21.30

Tiba di kosan. Beresin kamar dan piring kotor sisa sarapan tadi pagi.

baby vs buddy

Mungkin ini bukan kasus langka lagi di dunia percintaan dan persahabatan yang kadang harus memilih. Sering kali persahabatan jadi rusak gara-gara hubungan percintaan atau bahkan sebaliknya, percintaan yang rusak gara-gara persahabatan. Untuk opsi kedua, saya yakin kasusnya gak sebanyak opsi pertama. Tapi saya bukan bilang gak pernah lho, Cuma ya jarang aja. Perbandingannya bukan 1:1.

Sebenarnya, bukan hal yang mustahil kalo keduanya bisa jalan berdampingan. Bagi saya pribadi, tidak ada prioritas utama. Apa mau sahabat dulu baru percintaan atau percintaan dulu baru sahabat. Hidup itu harus seimbang.  Menurut saya pribadi, ada beberapa hal yang mungkin perlu dilakukan dan jangan dilakukan agar kedua hal ini gak jadi beban bagi kita.

Kondisi 1 :

Kita dengan pasangan jalan dengan sahabat sendiri. Jadi ceritanya ada 3 orang yang jalan. Ini Cuma kondisi doang ya, walau sebenarnya saya pribadi ogah harus jalan bertiga dengan sahabat saya dan kekasihnya. Usahakan tetep ajak temen dalam pembicaraan kita, jadi dia gak merasa seperti “obat-nyamuk” doing. Diajakin Cuma buat usir nyamuk saat kita memadu kasih dengan sang pacar. Simpen dulu rapat-rapat kata-kata mesra yang mungkin bisa kita lontarkan buat pasangan. Misalnya nih

“Sayang, kamu tampan sekali hari ini. Saya sampe pangling gitu. Kalo kamu gini tiap hari, aku makin cinta deh jadinya”

Belum lagi hal itu diungkapkan dengan pose bergelayut mesra dengan pasangan. Ayolah, kita ajakin sahabat kita karena kita pengen dia ikut dan bener-bener dianggap ada bukan mau jadi penonton premier yang melihat aksi mesra kalian berdua yang mirip Jack and Rose di film “Titanic”. Bayangkan, kalo kita ada di posisi sebaliknya. Kalo saya sih sorry doddy ya … saya memilih hengkang dari situ dan cari temen lain yang bisa diajak nongkrong.

Kondisi 2:

Dengan berniat baik siapa tau bisa ajakin sahabat double–date, maka kita coba jadi mak comblang dengan mencoba memperkenalkan sahabat wanita kita dengan sahabat pria sang pacar yang kebetulan masih “melajang” (inget lho, saya lebih suka menggunakan kata melajang daripada jomblo. Hahaha …). Jadilah kita berempat makan bareng. Jangan coba-coba memperkenalkan temen kita dengan memberitahukan informasi pribadi yang sebenarnya belum begitu penting di perkenalan pertama. Biar aja kita coba kasih jalan and let ‘em do the rest. Misalnya nih begini :

“eh David, temen gue ini suka hiking lho, baru 2 minggu lalu balik dari bromo dengan temen-temen clubnya. Elu kan suka juga? Kenapa gak coba pergi bareng ?”

Biar aja soal bromo dan sebangsanya temen kita yang cerita. Ada cara lain yang lebih sopan dan gak bikin keki temen. Misalnya nih “eh lin, elu suka hiking juga bukan ?”. abis itu, lina deh yang cerita soal hobi dia.

Kondisi 3:

Jangan pernah kita bagi rahasia pribadi sahabat kita dengan pacar kita. Saya rasa jauh sebelum pacaran, mungkin kita udah berkomitmen buat saling jaga rahasia dan tidak akan membaginya kepada orang lain sekalipun mereka dekat dengan kita? Kenapa justru kita harus bagi dengan pacar yang mungkin baru kenal sebulan lalu. Trus, klo entar udah putus ternyata sahabat kita ini punya rahasia dan dibocorin ama sang mantan gimana ? bukan Cuma kita yang sakit hati putus ama pacar, bisa jadi mulut sang mantan ini sejenis “ember” trus rahasia itu jadi info umum, kita juga bakalan kehilangan sahabat kita. Di awal kita udah berkomitmen buat bisa saling jaga rahasia, maka jagalah rahasia itu. Buat dapetin kepercayaan dari orang lain sih gak susah, yang susah itu justru ngejaga mereka biar tetep percaya ama kita.

Atau mungkin kasih taunya dengan cara lain. Misalnya nih:

Bilang saja namanya Amanda, sahabat dari jaman TK dan udah kompak banget. Udah kaya sodaraan deh. Temen-temen lain mungkin pada bilang kita sepaket. Nah Amanda ini tiba-tiba punya masalah dan curhat di telepon. Dengan tanpa beban kita ngomong ke dia

“wah … gue sih gak yakin nih dengan solusi gue. Bentar ya say, gue tanya Andy dulu, sapa tau doi punya solusi jitu”

Tanya ke Andy dengan niat minta solusi, pasti harus cerita duduk perkara donk. Ya sama aja kita bocorin rahasia sahabat kita ke sahabat. Udah biarin aja, kalo dia niat solusi pacar kita biar niat itu dateng dari sahabat, bukan dari kita. Saya pernah kena kasus begini, besok-besoknya saya males kalo harus cerita masalah saya ke sahabat saya ini. Kadang kala, solusi yang dia kasih juga ternyata solusi pacar dia.

Kondisi 4:

Mungkin ini kasus paling baheula. Masalah time management. Sadar atau tidak, kadang kita menempatkan pacar sebagai prioritas utama melampaui segala hal yang ada di dunia ini. Saat sahabat kita sedang punya masalah dan membutuhkan kita buat mendengarkan (sebatas mendengarkan curhatan doang, gak sampe membantu materi), kita dengan gampangnya mengatakan

“gue gak bisa nih, lagi nemenin Andy ke mall cari kado buat ultah temennya”.

Ini hal yang paling bikin keki dan saya yakin lebih dari setengah masalah persahabatan yang hancur akibat kita punya pacar itu ada di poin ini. Seperti saya bilang, masalah beginian itu gak ada nuntut prioritas utama. Yang kita butuhin Cuma keseimbangan doang. Sekali kita bisa bikin baby vs buddy itu bisa jalan seimbang. Semuanya merasa seneng. Kita bisa jadi sahabat dan pacar yang baik.

all about STEVE

Mungkin pada mengernyitkan dahi. Menebak-nebak dalam hati apakah sang prince charming itu bernama “Steve”. Jawabannya adalah TIDAK.

gokil gak sih ?

Tulisan ini diinspirasi oleh salah satu film komedi romantis yang tidak berakhir romantis dan happy ending, layaknya sinetron produksi negeri sendiri. Film yang dibintangi sekaligus diproduseri oleh Sandra Bullock ini mengetengahkan realita romansa yang manis tapi berakhir pedih. Tidak seperti film drama korea  yang di akhir cerita pasti sang pemain utama akan menjadi sepasang kekasih dan hidup bahagia selamanya.

Cerita ini menjelaskan soal Mary yang bekerja sebagai crossword-puzzle constructor pada sebuah tabloid harian “Sacramento Herald”. Tipikal wanita single yang sudah berumur, sedikit ‘tidak-normal’ menurut versi manusia sekarang, masih tinggal dengan orang tuanya (FYI : mungkin di negeri kita ini biasa, tapi bagi orang Amerika, saat seseorang sudah mencapai umur tertentu sudah selayaknya dia hidup sendiri di apartemen ato rumah lain, terlepas dari orang tua). Melalui sebuah blind-date, dia berkencan dengan seorang kameraman tampan bernama Steve.

The ‘stalking’ story begins …

Sejak pertama bertemu, Mary yakin sekali kalau Steve adalah ‘the-one’ yang telah ditunggunya selama hidupnya. Ia yakin, steve memiliki rasa cinta yang besar terhadap dirinya sebesar cinta yang ia miliki untuk Steve. Dia berusaha selalu ada di sisi Steve, mengikuti Steve kemana saja. What an insane girl I think … Singkat cerita Mary menjadi sosok yang over-lebay dengan obsesi cinta yang mematikan kepada Steve. Dia mempercayai suatu teori bahwa Mary and Steve are meant to be together. Padahal Steve, tidak pernah menjanjikan apapun kepada Mary bahkan sekedar ucapan cinta yang sederhana juga tidak.

Kadangkala menjadi baik dan bodoh itu bedanya cuma seutas benang tipis. Dengan segala toleransi, dia menerima kesibukan Steve, dia yakin saat Steve memiliki waktu senggang, maka dia akan datang menemui Mary dengan cara paling romantis yang sudah ia pikirkan. Kebodohan ini ditambah dengan provokasi rekan kerja Steve, Hughes yang menjamin bahwa Mary tidak bertepuk sebelah tangan. Dengan gagahnya, dia mengatakan kalau Steve juga sangat mencintai Mary dan tidak bisa berhenti memikirkannya.

Realita sebenarnya muncul, dengan mobil yang ditumpangi Mary rusak kena tiupan Tornado, dengan jatuhnya dia ke sebuah ‘earth-hole’ dan tanpa Steve yang berusaha menolongnya. Dia sadar, bahwa dia sudah cukup buta selama ini. Dia sadar sepenuhnya bahwa ternyata Steve tidak mencintainya. Steve bahkan tidak berpura-pura, yang berpura-pura adalah Mary. Mary berpura-pura bahwa dia dicintai oleh Steve, Mary berpura-pura bahwa Steve akan segera melamarnya dan berpura-pura bahwa suatu saat mereka akan hidup bahagia dengan keluarga kecil mereka.

Ternyata kisah Mary ini bukan sekedar fiksi lho, banyak kenyataan yang ada seperti ini. Cerita ini mengingatkan kepada seorang teman wanita saya yang berusaha keras seperti Mary untuk dicintai oleh sang prince charming. Padahal jelas-jelas, pacarnya adalah seorang buaya-kelas-kakap. Tidak pernah betul-betul menginginkan dia menjadi seorang pacar. Teman wanita saya ini kurang dihargai sebagai pacar. Pacaran saja sudah tidak dihargai, saya berusaha tutup mata membayangkan bagaimana jika hubungan mereka dipaksa terus sampai masuk dalam tahap suami-istri. Teman saya ini cukup buta untuk melihat kenyataan yang ada. Mungkin pernah dengar istilah berikut

“seorang pria memilih terjebak di lift dalam waktu satu jam, daripada mengatakan kepada wanita yang sudah dikencani nya bahwa dia tidak cukup menyukai wanita itu”

Mereka memiliki cara tersendiri melalui perilaku mereka untuk mengatakannya. Tidak menjawab telepon, tidak membalas sms, menghindari kencan dan kadang kala dalam tingkat emosi yang lebih tinggi mereka mengungkapkan kata yang menyakitkan.  Sibuk menjadi senjata pamungkas mereka yang sulit untuk dibantah. Jadi jangan salahkan mereka jika begitu. Jangan pernah harapkan seseorang berubah, jika kita sendiri tidak yakin kalau kita berubah. Berubahlah bukan untuk membuat dia semakin mencintai kita, tapi berubahlah untuk kita sendiri agar dapat kehidupan layak. We, as a girl/woman deserve better in everything and love is in that list.

Pria itu tidak bisa dilatih. Mereka sangat simple. Saat mereka menyukai seorang wanita, mereka akan melakukan apa saja dan bahkan tidak ada kata sibuk dalam kamus mereka. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, kucing mereka yang kejepit pintu dan butuh diinfus pun akan kelihatan begitu penting dibandingkan kekasihnya. Lagi saya yakin, tiap wanita memiliki cita-cita untuk menikah dengan pria yang mencintai dia dan bisa nerima apa adanya, daripada dicintai oleh rasa iba dan terpaksa.

Wahai sahabatku ! buka aja kacamata kepura-puraan yang sudah elu bangun selama ini. Wake up girl, you’re still hot and young and absolutely deserve better. Hope, no more tears in further rocking days and years.

just when I take a positive respond

Miss hennie punya cerita baru lagi ? bukan Cuma saya, mungkin orang-orang lain juga akan punya hal yang sama jika masih bernapas. Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti acara natal alumni. Yang namanya alumni bisa jadi dari angkatan berapa saja donk dengan catatan yang bersangkutan sudah menyelesaikan masa studi.

Notabene kampus pertama saya masih tergolong baru, maka Cuma ada 6 angkatan yang mengikuti acara. Ketemu teman-teman yang walaupun domisili di jabodetabek dan sekitarnya tapi karena alasan pekerjaan maka jadi jarang ketemuan. Mulai dari acara panggil hi jarak jauh, pandangan mata takjub dan kangen yang kadang dibuat-buat, sekedar basa-basi yang sebenarnya nyaris basi atau sebagian emang benar-benar pengen ketemu teman-teman lama dengan satu event alias all-in-one.

Beberapa dari undangan yang hadir itu saya kenal, sebatas kenal doang dan tanpa ada pertemuan intens. Syukur-syukur pas ada acara natal begini, baru saya ketemuan dengan mereka. Beberapa komen yang saya terima

“wah, kok jerawatmu semakin banyak ?”

“kok rambutmu semakin tipis ?”

“kok gemukan ?”

“kok kurusan ?”

Dan beberapa jenis lainnya juga. Parahnya beberapa basa-basi itu dilakukan setelah habis salaman tanpa ada acara ‘say hi’. Trus gimana donk kesan saya ? sebagai pribadi yang cenderung cuek, saya tidak ambil pusing dengan hal demikian. Pada faktanya, yang bersangkutan bukan temen dekat dengan saya dan sayangnya, saya jamin bahwa mereka tidak cukup kenal dekat dengan saya juga dan mengenal saya dengan baik seperti saya juga tidak mengenal mereka dengan baik. Saya sangat begitu mengagumi orang yang dengan itikad baik mereka menghitung jumlah bintik jerawat di wajah saya, menghitung helai rambut saya, menghitung setiap lebar lemak saya dan sebagainya.

Intinya apa ? apa saya mau bilang kalau saya benci mereka dan tidak menghargai pendapat mereka? I don’t mean it. Seperti saya bilang sebelumnya, saya begitu menghargain mereka dan pendapat mereka. Bagaimana respon saya dengan pendapat itu sudah pasti ada dalam jangkauan saya sendiri. Hey remember, no one can feel it for you if you don’t let it. Jika memang saya terlalu dipusingkan dengan pendapat demikian, bisa dipastikan keesokan harinya saya akan menghabiskan waktu seharian mencari pakar estetika kecantikan yang bisa melenyapkan jerawat saya sekejap layaknya seorang pesulap menghilangkan burung merpati dari sangkarnya, saya akan ke salon dan melakukan penanaman rambut dadakan demi menambah helai rambut saya atau bahkan jika memang saya gemukan maka setiap makan di mana saja saya akan membawa timbangan kalori dan meyakinkan bahwa asupan harian saya sesuai dengan anjuran diet dari dokter. Menghabiskan waktu dengan minum air putih segalon tiap hari dan bahkan sangat merasa berdosa untuk setiap kepingan biskuit oreo yang masuk ke dalam mulut saya.

Sadar atau tidak, kita sering mendapati hal demikian dalam hidup kita sehari-hari. Saat seseorang yang sebenarnya tidak mengenal kita dengan baik, alias hanya tau kulit arinya doang itu juga Cuma setengah memberikan pendapat yang bisa membuat kita down, mereka dengan suksesnya bisa merusak hari-hari kita. Ada baiknya jika kita dalam situasi demikian, saat si ‘sok kenal’ ini kasih komentar negative then say thanks for their so adorable attention and then act positive for that. Don’t take yourself too deep for a useless comment from someone who doesn’t know you well. Kadang kala, mereka juga gak betul-betul bermaksud demikian lho, alias sekedar asal-bunyi. Tapi jika anda seorang attention-whore mungkin ada baiknya sih mempertimbangkan hal sekecil ini. Mau cari perhatian di mana saja berada, masa dalam keadaan tidak menarik ? hahahaha …

Jadi gimana, masih mau pusing-pusing dan ribet dengan hal begituan ?. Saya harap tidak. Finally, strawberry juice with jelly anyone?

curahan hati PSK

Ada beberapa hal yang sulit untuk dilupakan bahkan saat kau mencoba untuk terlelap. Mencoba menutup mata dan menghempaskan dari angan barang sejenak. Orang bisa berkata dan mencoba menghibur dengan segala macam teori aneh. Life must go on, itu kata mereka. Mudah dikatakan tapi tidak mudah untuk dilaksanakan.

Pernahkah kau terpikir, keluar dari ragamu barang sejenak. Mencoba melakukan napak tilas dari seluruh rangkaian dalam hidupmu. Mencoba mengambil pelajaran dan semakin kuat darinya ? tapi sayang roh emang penurut tetapi daging lemah. Walo anganku ingin melupakannya tetapi sebagian dari diriku memeluknya sangat erat, enggan untuk melepas.

“jangan pernah jatuh cinta”,

Itulah pesan yang aku dapatkan saat memulai profesi ini. Tuntutan perut lebih besar dari akal sehat, maka dengan sangat gampang aku menundukkan kepalaku menandakan bahwa hal itu sangat mudah dilakukan. Aku hanya datang, mencoba menggoda sedikit, dengan gampang seorang pria akan menghampiriku, negosiasi dan we’re on the skin on skin. Tidak ada pagi, tidak ada malam, tidak ada kesedihan. Hanya aku dan dia dalam sebuah kamar sempit berukuran 4 x 4 m. semuanya indah dalam waktu sejam. Dalam sejam aku hanya berpura-pura mencintainya, menjadi seorang pencinta hebat dan terengah-engah. Fake orgasm dibutuhkan untuk profesi ini. Sedikit sulit di awal, tetapi saat semakin sering dilakukan. Maka hal itu akan mudah, semudah engkau membalikkan tanganmu.

Pernahkah engkau mendengar istilah ini

“seorang pria akan merasa sangat hebat jika mampu menaklukan seorang psk dalam hal bercinta ?”. demi menjaga harga diri dan ego setiap pelangganku, aku selalu bisa membuat diriku benar-benar takluk. Membuat mereka menjadi pemenang. Walau dalam diri aku merasa perih. Percayalah teman, melakukan hubungan sex tanpa cinta itu sangat menyakitkan. Percayalah !.

Setelah 4 bulan aku bekerja di club ini, aku sudah memiliki 3 pelanggan tetap. 1 orang yang selalu datang di malam rabu dengan alasan weekly meeting di depan sang istri, 2 diantaranya adalah pria yang bekerja di luar kota dan datang ke kota ini dengan tujuan bersenang-senang. Aku tidak pernah menaruh hatiku kepada satu diantara tiga pria ini atau kepada pelanggan lain yang pernah kencan sekali denganku. Walau aku tahu, banyak dari mereka yang menaruh hati padaku. Tetapi dengan cara paling halus aku menolaknya. Aku selalu mengatasnamakan profesionalitas kerja. Aku memilih kata kencan karena kedengaran lebih sopan walau fakta di belakangnya semuanya adalah hitam dan tidak mengenal norma.

Terkadang, dengan mereka aku tidak tidur or do some ‘fucking things’, tidak jarang mereka hanyalah seorang pria, seorang suami, seorang ayah yang membutuhkan teman untuk mendengarkan keluhan mereka tanpa mengintrupsi, menyela atau bahkan menghakimi. Mereka hanya membayar telingaku untuk mendengar keluh kesah mereka.

Sampai suatu hari, jumat malam … dibalik remang-remang night club ini, aku menyesap minumanku. Aku memilih untuk meminum red-wine, tidak lebih kuat dari itu dan tidak merokok. Ini juga kupelajari dari seorang klienku, pria perancis yang sangat tampan dan lucu. Dia mengatakan bahwa red-wine ini adalah minuman wanita sejati. Entah teori apa itu, tetapi aku mengamini dalam hati dan demi menjaga kesejatian ini, aku hampir selalu meminum jenis yang sama. Jika aku beruntung, maka seorang klienku akan membelikanku wine yang diproduksi di awal tahun 1900-an.

Aku tahu, dia mengamatiku dari jauh. Hanya melempar tatapan ingin tahu tanpa berusaha menyapa. Hingar bingar night club ini sangat bertolak belakang dengan kesendirian dan jarak yang tercipta diantara kami. Seakan dua kutub magnet yang saling tarik-menarik, kami bertatapan tanpa mengucapkan kata. Itu awal dia tersenyum, berjalan ke arahku dan menyapa.

Andy”, katanya sambil menjulurkan tangannya.

“Sendirian?”, dia balik bertanya tanpa sempat aku perkenalkan diriku.

“Icha. Aku seorang PSK, dan kebetulan aku biasa mangkal di night club ini”.

Aku menjawab jujur dan tanpa beban. Tidak perlu ada yang ditutupi, seluruh penghuni night club yang biasa ke sini sudah tahu reputasiku. Tenanglah sobat ! tidak perlu mencibir. Menemukan seorang PSK di sebuah night club bukanlah suatu keajaiban.

Sejak itu, kami sering ketemu. Sekedar bicara, nonton atau melakukan pelayanan seperti yang biasa aku tahu. Semakin dia cerita, semakin aku mengenalnya. Dia benar-benar membuka diri kepadaku, dan tanpa diduga, aku juga membuka diriku kepadanya. Suka atau tidak, inilah aku. Aku menyadari bahwa diriku sudah jatuh cinta kepadanya. Sulit untuk menelan ludah dan kembali menarik kata-kataku bahwa aku tidak akan pernah jatuh cinta dalam dunia kelam ini.

Dia adalah seorang kepala bagian di sebuah perusahaan yang sangat berkembang pesat. Beban pekerjaannya bertambah. Keadaan di rumah bukanlah hal yang baik baginya untuk melepas lelah. Perjodohan demi menjaga nama baik keluarga dan mempererat silahturahmi ternyata bukanlah pilihan tepat dan pasti akan disesalinya seumur hidup. Usia perkawinannya dengan istrinya yang telah berumur 5 tahun dan pada akhirnya kutahu adalah wangsit bundanya yang menjadi ide dari rumah tangga mereka dan ini benar-benar salah.

Bahkan dalam rentang waktu itu, mereka tidak cukup saling mengenal pribadi masing-masing. Aku sempat bertanya dalam hati bagaimana mereka dapat bercinta dan memiliki seorang anak ?. buru-buru kutepis pertanyaan itu. Sepertinya itu hanya akan menjadi boomerang bagiku. Toh selama ini juga aku bisa dan biasa melakukan sex tanpa cinta. Kenapa tiba-tiba aku harus menjadi munafik ?

Suatu malam, dalam kamar kosku. Ada aku dan dia, berpelukan, telanjang dan saling berbicara.

“Kita akan terus begini ? Ketemu diam-diam ? masih alasan kerja lagi ?”, tanyaku sedikit menuntut.

“Tapi lebih baik bukan, ketimbang kita gak ketemu sama sekali ?”

“Tapi sampai kapan Dy ?”, masih tetap dengan sedikit mendesak.

“Tunggu sebentar “, percakapan kami terhenti seiring dengan dering ringtone di ponselnya.

Diriku menatap jam dinding yang masih tetap berjalan ke arah kanan, menatap foto di pinggiran ranjangku. Senyum gadis ibuku masih tetap sama. Melihat gelas yang setengah kosong berdiri di atas sebuah rak di sudut kamar. Semuanya masih tetap sama. Tetapi bukan aku. Diriku menunggu sampai ia menyudahi pembicaraan dengan manusia di ujung sana yang aku yakin adalah istrinya.

“Maap cha, aku harus pulang. Anakku sakit. Sepertinya demamnya sangat tinggi. Maafkan aku”

Terburu-buru dia mengenakan kembali pakaiannya dan dengan sedikit terburu-buru dia mengecup keningku tanpa melihat tatapan memelas di mataku. Selalu diakhiri seperti ini. Susah menjadi orang kedua dalam suatu hubungan. Apalagi dengan mereka yang sudah berumah tangga. Aku harus menelan pil pahit saat harus menjadi nomor dua seperti ini. Belum lagi ditambah kenyataan aku harus bertemu diam-diam dengannya. Sebulan lalu bahkan aku harus berpura-pura mengirimkan sms putus kepadanya. Walaupun itu hanya bagian dari scenario, tapi tetap saja jemariku enggan untuk mengetik karakter per karakter sampai membentuk suatu kalimat putus yang sadis kedengarannya.

Di tengah kesendirianku, kembali kulihat kembali hidupku, hidup pria dan wanita di dunia ini. Kitab suci mengatakan bahwa manusia, pria dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Tetapi sepertinya aku tercipta bukan sebagai Hawa. salahkah aku, seorang PSK jatuh cinta ? Salahkah aku memiliki seseorang dalam hidupku hanya untuk sendiri ? memeluknya dan menciumnya tanpa tatapan dan cibiran manusia-manusia sok suci lainnya ? semuanya hilang tak terjawab dalam pekatnya malam.

NB : just another fantasy story. kepikiran setelah teringat hari AIDS sedunia yang jatuh 1 desember kmaren. dan emang fakta yang ada PSK ini adalah golongan yang paling rentan terkena AIDS.

Question & Answer

Pernah ngalamin kasus begini gak ? *yakinkan bacanya berurutan lho …*

Kondisi : Umur 20-an, dalam masa kuliah (semester akhir)
Orang-orang pada nanya “kapan kelar wisudanya ? udah mulai ajuin judul belum ? udah mulai sidang gak ?”

Kondisi : Setelah wisuda
Orang-orang pada nanya “udah kerja belum ? dimana ?”

Kondisi : Bekerja dan single
Orang-orang pada nanya “udah punya pacar belum ? atau masih jomblo ? kenalin donk”

Kondisi : Bekerja, punya pacar dan jalan berdua ama pacar
Orang-orang pada nanya “kapan nikah ? pacaran melulu, udah buruan aja nikahnya “

Kondisi : Bekerja, punya pacar dan jalan sendiri
Orang-orang pada nanya “lho kok sendiri ? masih jalan ama si X kan ?”
*aslinya di belakang udah ngomong kalo udah bubaran sambil jelek-jelekin kita.

Kondisi : Bekerja, menikah dan belum punya anak
Orang-orang pada nanya “udah hamil belum ? kapan punya anak ?”

Kondisi : Bekerja, menikah dan punya seorang anak umur 3 tahun
Orang-orang pada nanya “lah, gak niat tambah momongan jeng ? itu si sulung kan udah gede ?kasih temen maen donk ”

Kondisi : bekerja, punya anak usia dewasa, lajang dan siap menikah
Orang-orang pada nanya “itu anaknya belum merit jeng ? udah kenalin aja ke anak saya/ saya punya kenalan yang punya anak gadis/anak cowo lajang yang siap nikah”

Intinya … believe it or not, kita pribadi masing-masing itu emang pada dasarnya udah punya jiwa selebritis dalam diri. Saya rasa bukan hanya saya, kenalan saya yang pernah dikasih pertanyaan tipe beginian. Sudah, aminkan saja dalam hati dan kemudian tertawalah. Kadang kita gak sebagai selebritisnya, tapi gak jarang kita jadi paparazzi yang uber-uber selebritis atas nama deadline .

single and very happy

Bingung mo nulis topik apa di blog saya tercinta ini. Padahal ratingnya udah mulai naik lho, sejak saya tampilkan dimana saja yang menjadi siggy pribadi saya dan sejak seorang promotor yang baik hati memperkenalkannya di sebuah millis. Thanks a lot, I really mean it. Mo nulis soal pelecehan seksual. Kok ntar blog saya malah isinya pelecehan. Mau cerita soal pria gagah yang dengan suksesnya senyum cengengesan di busway sementara seorang wanita dengan bawaan super berat menahan beban berdiri dan bergelantungan di busway, kesannya cliché banget. Alias udah basi. Setiap hari ada sekitar 938.743 kasus serupa terjadi di Jakarta. Sebenarnya gak segitu sih, saya cuma pengen bilang udah sering banget.

Walaupun saya tidak dalam status single, tapi lama kelamaan dipikir ternyata hidup single itu tidak selamanya buruk lho, malah terkadang saya pikir ada enaknya juga. Menjadi seorang wanita single di kota metropolitan ini banyak keuntungannya. Tidak percaya, mari perhatikan ”advantages of being single in this rocking town”.

  • Anda bisa dengan bebas memberikan nomor telepon anda kepada pria single mana pun. Itu artinya bisa ngecengin sebanyak mungkin pria tanpa perlu merasa takut akan ketangkap basah oleh siapa pun. Single gitu lho … so what ?
  • Bisa pergi dengan pria single mana pun. Mau sekedar nongkrong gak jelas di café atau restoran cepat saji 24 jam juga tidak akan ada yang keberatan. Tidak perlu jaim dan tidak perlu merasa ada yang kurang.
  • Lebih bisa menjadi diri sendiri. Inget lho life too short for being somebody else. Be yourself ajah, even if you’re nobody.  Sebenarnya ini sih bukan hal umum, tapi berdasarkan kacamata pengamatan seorang saya pribadi. Bukan sekali atau dua kali saja saya menemui teman wanita saya menjadi gatot kaca alias berubah setelah mereka berpacaran. Jika berubah kearah positif sih, saya gak masalahin. Yang ada malah kadang dia mendadak seperti penasehat, menjadi pendiam di depan saya seperti lidahnya digigit kucing dan bahkan sangat susah sekali diajak jalan. Menanggapi beginian sih saya hanya berdoa semoga hubungannya dengan pacarnya langgeng. Kalo balik lagi ke hidup single, saya tidak yakin dia akan memiliki teman masa-single-dulu kembali.
  • Lebih banyak waktu untuk melakukan hobi sendiri.Cerita soal hobi yang mendadak berubah setelah pacaran itu bukan isapan jempol belaka. Saya pernah memiliki seorang teman yang mendadak jadi  tahu soal motor gede setelah pacaran dengan seorang pencinta motor gede. Padahal setau saya sih dulu, dia lebih senang menonton dan baca. Tetapi sekarang, kalau ada saja waktu luang. Sudah bisa dipastikan dia ada di bengkel bersama sang kekasihnya. Jadi selama single, lakukan hobi sepanjang yang dimau. Gak jarang lho hobi malah jadi hoki alias mendatangkan uang.
  • Fashion ? why not …Dengan hidup single, maka kita bisa memakai baju yang disuka. Walo ini gak umum sifatnya, tapi bukan juga berarti gak pernah. Sebut saja nama temen saya ini Anita. Dulu dia itu berpakaian sih casual dan yang menurut dia nyaman. Belakangan sejak pacaran dengan Bayu, dia mendadak saya liat menjadi seperti tante-tante dandanannya. Usut punya usut, tepatnya setelah saya tanya dia. Dia bilang bahwa Bayu akan sangat menyayangi dia jika berpenampilan barongsay seperti itu. Bahkan saya pernah lihat dengan mata kepala saya sendiri kalau ternyata Bayu bahkan mendikte Anita bagaimana berpakaian yang baik. Padahal setau saya Bayu itu bukan fashion editor atau stylist. Oh Tuhan ! Bayu mau pacaran ama Anita atau ama bajunya ?. Tanya aja deh ke dia … hahahah …
  • Nah point ini mengingatkan saya pada percakapan antara seorang project manager dengan seorang consultant lain di kantor saya. Karena kebetulan perusahaan tempat saya bekerja sekarang lagi baik banget perkembangannya, udah pasti donk ekspansi ke daerah-daerah lain. Guess what, salah satunya adalah Bali. Dari cara PM itu cerita, sepertinya bekerja di bali dengan gaji Jakarta belum lagi tunjangan kerja-luar-kota plus tiket pesawat PP dua kali dalam setahun itu jadi menarik. Sayangnya, bukan saya yang ditawari. Kembali ke masalah negosiasi, temen saya ini sebut saja namanya Bobby sepertinya rada berat untuk menerima tawaran itu. Bukan karena Bali itu tidak menarik bagi dia, tapi  dia dan pacarnya tidak bisa tinggal berjauhan. Hahaha … alasan romansa, alasan klasik tapi masih tetap punya pengaruh kuat.

Tulisan ini bukan berarti saya menjunjung tinggi nilai kemandirian dan betapa inginnya saya menjadi seorang single terus. Bukan donk. Siapa orang yang mau sendirian sampai akhir hayat ? hahaha … pepatah yang ada itu everyone, sometimes, needs to be alone but no one wants to be lonely. Syukurnya pacar saya sekarang bukan tipe yang terlalu banyak mendikte dan atur sana-sini. Dia memberikan saya kebebasan melakukan apa saja selama masih dalam lingkaran yang acceptable. Dia benar-benar seorang sahabat yang baik.

ceritaku di “busway”

Transjakarta …

Kalo ngaku orang jakarta, udah pasti tau dengan mass-“rapid”- transportation. Saya kadang suka gak ngeh dimana letaknya rapidnya. Dari kamus yang English – Indonesia yang saya dapatkan

rapid : kb. rapids riam, aliran deras, penderasan (in a river). -ks. cepat, laju. rapid-fire, rapid-firing ks. secara cepat. -rapidly kk. dengan cepat.

Intinya secara etimologi (cieee .. jarang2 gue bisa serius begini) berarti bisa disimpulkan donk klo transjakarta busway itu adalah transportasi publik yang cepet. Walo faktanya, dia cepet kalo emang lalu lintas gak macet doang. Belum lagi antriannya yang panjang mengalahkan saat Syekh Puji bagi-bagi angpao pas lebaran.

Oh gosh !. sebenarnya yang pengen saya bahas sih bukan busway secara umum, Cuma bagi kita kaum hawa kadang perlu sedikit berhati-hati saat menggunakan transportasi ini. Kalo copet sih saya yakin tidak akan berkutik, gak usah nunggu sampe sehari. Ketemu halte berikutnya juga udah pasti copetnya ketemu. Masalah yg paling sering itu adalah public abuse yang menyerempet kea rah seksual.

Salah satu fakta mengejutkan tentang diri saya adalah bahwa beberapa kali saya berantem dengan orang di halte busway ataupun di dalam busnya itu sendiri. Dan tentu saja secara umum lawan saya adalah pria hidung belang tak bermodal yang melampiaskan setengah napsu bejatnya di depan umum, yang kedua adalah manusia maruk yaitu saat penumpang lain ingin turun maka golongan ini akan dengan teramat sangat gagah di pintu depan bergelantung dan tentu saja menghalangi orang yang mau turun atau naik, dan ketiga adalah manusia yang suka dorong mendorong padahal saya yang di depan saja belum masuk ke dalam bus, mau gimana lagi dengan dia yang jelas-jelas ada di belakang saya posisinya. Susah menerapkan prinsip antri dan tenang di negeri ini. Syukurnya belum ada record manusia mati keinjek di halte busway.

Yang pengen saya curhat itu adalah tipe manusia pertama. Awalnya sih saya gak ngeh kalo itu adalah public abuse sampai saya melihat seorang pria sedikit merem melek di halte busway saat “anu”-nya nyantol di belakang seorang wanita. Kasihan sekali wanita itu tidak menyadari, yang saya yakin bukan karena dia keenakan, tapi suasana sempit gitu bikin dia mengalihkan pikiran ke arah kapan bus akan dating daripada “si pemerkosa” yang ada di belakangnya. Sejak melihat itu, saya jadi sedikit parno kalo ada cowok-cowok yang berdiri rada nempel ke badan saya.

Pernah suatu kali saya sedang mengantri di halte Dukuh Atas, Thanks GOD waktu itu saya lagi tenteng dua tas. Satu tas adalah ladies bag yang berisi sesajen resmi ke kantor saya, ada dompet, hape, buku, bolpoin dan macem-macem. Tas lainnya adalah tas laptop yang isinya pasti laptop donk … emang korsi ? *hahahaha ~ …. Karena jumlahnya yang sangat banyak, maka petugas busway membatasi jumlah penumpang yang masuk. Termasuklah saya dari manusia tidak beruntung itu. Ntah kenapa disituasi yang tidak menguntungkan itu, saya merasa ada “tonjolan aneh” di pinggang saya. Sudah gak dapet bus, dapet paket sial lagi di belakang.

Dengan amarah yang sedikit di tahan saya lihat manusia itu ke belakang dan ngomong ke dia

“mas … tolong kasih jarak donk. Busnya juga belum dateng “ …

Dia jawab “iya mbak… “ tanpa mengurangi jarak itu.

Sialan, saya pikir dalam hati

“mas … tadi saya minta tolong gak ngerti jg ya ? tolong geser ke belakang, jangan nempel ‘itu’nya di punggung saya. Mau cari kesempatan ya ?”

Saya mengucapkannya dengan suara naek ½ oktaf dengan satu tujuan pasti, biar semua orang di busway tau ternyata ada manusia murahan yang mo mesum dengan mengeluarkan duit 3500 perak.Buru-buru tas laptop tenteng itu saya bikin di belakang saya, menutupi daerah bokong dan sekitarnya

Yang dimarah-marahin malah cengengesan dan jaga jarak. Oh Tuhan ! kenapa ada manusia begini yang saya temui di saat bayangan kasur yang empuk dan istirahat yang tenang malah muncul.

Dalam kenyataannya, saya bukan seorang gadis yang cantik, menarik, seksi dan bahenol yang memancing reaksi pria seperti itu. Seperti yang saya bilang di kolom About Me, saya bukan tipe wanita yang membuat pria tanpa tekanan akan memandang takjub dua kali pada saya jika kebetulan berpapasan dengan saya di perempatan jalan. Banyak wanita yang mungkin pernah mengalami kasus seperti saya. Saya hanya mohon anda semua, berhati-hatilah. Seperti pesan bang napi :

“Kejahatan itu bukan hanya karena ada niat pelaku, tapi karena ada kesempatan. Waspadalah, waspadalah !”