Apa itu? well, kalau dari hasil googling. Odontectomy adalah
Removal of teeth by the bending back of a mucoperiosteal flap and excision of bone from around the root before the application of force to remove the tooth (source)
Kalo bagi saya pribadi: sakit tak terkatakan dan diet super cepet !
Nah, ceritanya ini berawal dari beberapa minggu lalu dimana saya merasakan sakit yang teramat sangat di geraham kanan bawah dan efeknya sampai ke telinga dan leher. Bahkan untuk menelan saja terkadang susah. Karena saya tipe yang malas berurusan dengan dokter, maka saya hanya mengkonsumsi painkiller saja (saya memilih cataflam 50). Tapi, namanya painkiller, ya efeknya cuma temporary doang. Saat dikonsumsi dan setelah beberapa jam, sakitnya hilang. Kemudian, balik lagi nyut-nyutan.
Akhirnya saya menyerah juga dan memilih mengunjungi dokter gigi. Waktu itu, saya coba konsultasi ke drg.Indah di RS. Mitra Kemayoran. Setelah dicek sekilas, dia merekomendasikan saya untuk melakukan foto panoramik. Di RS. Mitra Kemayoran sendiri, foto panoramik ini sendiri dikenai biaya Rp.140.000. Karena saya datangnya cukup pagi, proses ini sendiri hanya memakan waktu 20 menit, dari registrasi – menerima hasil foto.
Dari sana, saya kembali lagi ke poli gigi. Dokternya lihat hasil fotonya dan akhirnya rekomendasi pengobatan yang dia berikan di luar dugaan saya : “Ehm, bener ini giginya. Kamu harus dioperasi nih. Kalau enggak bakalan sakit terus”. Kalau mau dijelaskan dengan gambar yang nyata, maka kira-kira beginilah keadaan gigi saya sebelum operasi (gigi geraham bungsu mendorong gusi dari dalam, pada akhirnya menyebabkan gusi meradang).
- bagian gigi yang terkena impaksi (courtesy: klikdokter.com)
sedangkan gambar berikut adalah hasil foto panoramik dari lab:
- bagian gigi yang terkena impaksi (bawah: operasi, atas: cabut)
Kemudian dia menuliskan surat pengantar operasi dan meminta saya untuk melakukan appointment sendiri. Saya sempat konsultasi dengan doi tentang kondisi gigi saya tersebut. Kesimpulannya, penyebab gigi saya sakit adalah akibat tumbuhnya geraham bungsu di bawah gusi yang mengakibatkan gusi meradang. Berhubung ini geraham bungsu, tidak seperti gigi susu, belum tentu gigi tersebut akan tumbuh menembus gusi. Jadi, kemungkinan dia tetap di bawah gusi dan menimbulkan rasa sakit itu sangatlah mungkin. Kalau istilah kerennya di dunia kedokteran, gigi saya mengalami impaksi bony vertical impaction (impaksi karena desain rahang dan syaraf sehingga ada gigi yang separuh atau bahkan seluruhnya tertahan dalam gusi). Kira-kira begini gambarannya:
- bony vertical impaction (courtesy: animated-teeth.com)
Di luar impaksi, gigi geraham bungsu bisa tumbuh normal apa adanya walaupun ternyata tidak berguna juga (selain hanya menambah jumlah gigi doang) karena informasi dari dokter gigi yang saya dapatkan, makanan yang kita kunyah itu tidak selalu melibatkan geraham bungsu. Efek yang ada, hanya menambah kotoran di gigi doang, sedangkan kebanyakan sikat gigi yang beredar akan sulit mencapai titik tersebut (belum lagi kalau orangnya tipikal manusia yang tidak menikmati saat-saat menggosok gigi).
Pada akhirnya, saya mengalah dan mengikuti pesan dokter untuk melakukan odontectomy.
Operasi sendiri saya lakukan di RS.St.Carolus. Pertimbangannya adalah biaya. Di sana lebih murah dibandingkan dengan RS. Mitra Kemayoran. Untuk biaya odontectomy ini sendiri, kisarannya beragam. Dari 3 juta lebih, tergantung rumah sakit dan tingkat keparahan gigi (karena pasti ngaruh juga ke effort sang dokter bedah). Untuk biaya operasi yang saya lakukan ini, total biaya yang saya keluarkan adalah 4.3 juta. Termasuk operasi gigi geraham bungsu kanan bawah, cabut gigi atas (dengan komplikasi berat), biaya anestesi dan obat.
Drg yang melakukan operasinya adalah Drg. Thomas SpBM. Saya membawa hasil foto panoramik gigi saya dan surat pengantar dari drg. Indah. Saya melakukan appointment di sabtu pagi & dapat jadwal operasi senin pagi. Senin pagi, sesampainya disana … basa-basi sedikit dan akhirnya saya disuruh mangap. Dicek sebentar dan dibandingin dengan hasilfoto panoramiknya dan ternyata … gigi yang dicabut harus sepasang (geraham bungsu kanan atas dan bawah).
Kenapa ?
Karena ternyata kalau cuma gigi bawah yang dioperasi tanpa disertai gigi atas, maka gigi tersebut akan melukai dan tidak menutup kemungkinan menyebabkan gigi di seberangnya menjadi infeksi dan hal itu kelihatan nyata di gigi saya. Gusi geraham kanan bawah sudah meradang. Makanya tidak heran kalau efeknya terasa banget di saraf leher dan telinga.
Sejujurnya saya takut dan gak santai, bahkan saking takutnya saya baru bisa tidur jam 2 subuh (operasinya sendiri adalah jam 9 pagi di hari yang sama).
Saya disuruh rileks di kursi dokter gigi, disuruh rileks dan doa kemudian mulailah hal-hal mengerikan berdatangan. Berhubungan saya penakut, saya minta wajah saya ditutup kain saja, saya gak mau melihat benda-benda apa saja yang akan dimasukkan ke dalam mulut saya atau berapa jumlah darah yang sudah terbuang. Operasi odontectomy ini adalah operasi lokal (bagian mulut dan gigi doang), maka biusnya pun dilakukan secara lokal. Tapi tetep aja ya cin, bagian mulut dan gigi itu sensitif jadi masih dibius saja udah cukup membuat saya ketar-ketir.Ada beberapa lokasi yang dibius, tapi yang paling menyakitkan adalah bius di langit-langit mulut. Waktu saya operasi kemarin, ada 4 kali suntikan bius. Setelah kira-kira 10 menit saya dibius, mulailah saya merasakan pisau bedah, pingset gigi, sampai bor menari-nari di dalam gigi saya. Operasi diakhiri dengan menjahit bekas gusi yang dibedah, saya cuma sempat ngintip sedikit bagian ini doang, abis itu merem lagi. Kan gigi saya ada di bawah gusinya, jadi gusinya harus dirobek sedikit dulu untuk bisa mengeluarkan giginya. sakit ? gak donk … kan udah dibius (jangan ngebayangin dalam keadaan gak bisa dibius, bisa ngilu seluruh tubuh).
Setelah gigi bawah dioperasi, giliran yang bagian atas, Karena gigi tersebut sudah numbuh maka tidak perlu dilakukan operasi, hanya cabut gigi biasa saja. Kira-kira 40-60 menit operasinya selesai dan saya diberikan casa gigi untuk ditempelkan di daerah bekas operasi dan cabut gigi. Saya senang operasi ini berjalan sukses, semoga saya gak menderita sakit gigi yang mengenai syaraf lagi. Pesan saya bagi yang ingin melakukan odontectomy adalah:
- Percayalah kepada dokter gigi dan bedah mulut. Mereka pasti merekomendasikan yang terbaik buat kita.
- Kalau boleh dapatkan appointment di antrian pertama. Jadi gak perlu denger-denger jeritan mengerikan di antrian sebelumnya (ini bisa makin bikin takut lagi).
- Setelah selesai operasi, jangan lupa mengkonsumsi obat antibiotik dan painkiller yang biasa sudah diresepkan dokter setelah selesai operasi (jadi jangan terlena di operasinya, sampai lupa untuk menukar resep dokter).
- Istirahat yang cukup
- Kurangi aktifitas yang melibatkan mulut dan gigi (beberapa hari setelah operasi, saya mengkonsumsi makanan cair)
- Jangan kumur-kumur dan meludah (seenggaknya sampai minggu pertama dan bekas jahitan dibuka)
- Di beberapa kasus (termasuk saya), mungkin di hari pertama setelah operasi darah masih mengucur (tenang aja, sedikit kok) dari daerah bekas pembedahan. Untuk menguranginya, kita bisa minta cadangan casa gigi atau mengompres daerah pipi (atau daerah lain di sekitarnya) dengan es batu. Lakukan maksimal 10 menit. Hal ini cukup membantu proses pembekuan darah.
- Akhir kata, emang operasi ini sakit. bikin pipi bengkak berhari-hari, susah mangap (apalagi makan), bagi saya sendiri sampai susah nelan. Tapi bukan jadi akhir segalanya..
PS: post ini semata-mata saya tulis dari pengalaman seorang awam yang melakukan odontectomy. Sekedar berbagi buat siapa saja yang berniat melakukan odontectomy. Jadi, jangan lakukan konsultasi gigi dengan saya. Finally, thanks for reading..