UPDATED : REVIEW DOKTER KUN JAYANATA (MOESTOPO)

So, tanggal 26 April 2016 kemarin akhirnya gua daftar konsultasi untuk RF Treatment. Karena selain emang gua emang gak punya informasi terbaru untuk antri konsultasi atau treatment ditambah butuh usaha ekstra keras untuk nelepon ke kliniknya (seringan sibuk atau gak diangkat), sempat kepikiran untuk coba RF treatment di tempat lain. Tetapi, karena sebelum-sebelumnya gua pernah gagal dalam hal acne treatment dimana wajah gua bukannya membaik malah tambah hancur, akhirnya gua memutuskan balik lagi ke dokter kun akan coba nelepon sampe diangkat dan dapet jadwal (persistent)!

FYI, detail dokter kun:

Jalan Hang Lekir Terusan 1 No.A1, RT.5/RW.8, Grogol Sel., Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Patokannya: Universitas Dokter Moestopo)

Phone ( 021- 72787518 / 72787518)

Work hard paid! gua dapet jadwal di hari selasa jam 4 sore.

Sejak kunjungan gua terakhir ke sana (pertengahan 2013 silam), ternyata ada beberapa perubahan dan semoga ini berguna bagi temen-temen yang akan coba konsultasi ke sana.

  1. Pendaftaran konsultasi atau treatment apapun dilakukan melalui telepon. Sedikit tips, coba dial-in terus sampai petugasnya angkat dan kalian dapet jadwal. Jadwal yang akan didapetin ini bukan jadwal di hari yang sama, tapi untuk beberapa hari ke depan. Misalnya nih, kayak gua kemaren daftarnya di hari kamis 21 April 2016, dapet jadwalnya di hari Selasa 27 April 2016 jam 4 sore. Mau gimana lagi ladies, aside from he is a good and friendly doctor, beauty needs extra work (termasuk antri ini). Kabar baiknya, gak perlu dateng pagi-pagi, titip KTP atau bayar calo (ini di 2012 kmrn nih musim2nya calo panen duid dari pasien)
  2. Di 2012 kemaren, konsultasi pasien itu dilakukan secara one-on-one. Maksudnya gimana tuh? tiap pasien akan dilayanin satu per satu. Tapi untuk yang sekarang, untuk sekali konsultasi dan tatap muka dengan pasien dilakukan itu secara bersamaan untuk 3-4 pasien. Tapi tenang saja, itu gak akan mengurangi apa-apa. Kalian bisa tetap tanya macem-macem dan dokter kun akan jawab sebisanya. Tips dari gua, disiapin pertanyaannya sebelum mau masuk.
  3. Begitu kelar konsultasi, segera datengin meja kasir dan setor hasil konsultasi untuk ambil obat. Karena terkadang, antri obat ini bisa memakan waktu sejam sendiri (terlebih di hari sabtu)
  4. Pay with Debit Card or Cash. Yup, you read it right. Sekarang tuh pembayaran CC agak susah nih disini, pesan gua coba lakukan pembayaran dengan debit card atau cash.
  5. Kalau mau cepet sembuh dan cepet-cepet jadi cantik, ikutan semua wejangan-wejangan beliau.  No excuse.
  6. Kalau mau beli obat doang tanpa konsultasi, bisa dilakukan via phone (nomernya uda dicantumin di atas) atau pesen aja via gojek (menurut gua ini opsi paling cepet, karena seperti gua sebut di atas, needs extra effort to call him!). Pembelian obat ini dilakukan tidak dengan sembarangan, selain harus uda terdaftar jadi pasien, obat-obat tersebut juga harus udah pernah diresepkan ama dokter kun sebelumnya (kecuali pencuci muka atau tabir surya)

Sedangkan untuk gua sendiri, pengalaman RF akan gua post di halaman terpisah (akan gua update lengkap dengan foto dan progressnya). Setelah treatment pertama dilakukan kemaren, untuk treatment kedua harus dijadwalkan  6-8 minggu setelah treatment pertama. Wish me luck girls!

TIPS: skincare

Kali ini saya cuma mau berbagi tips memilih skincare yang baik. Seenggaknya ini yang saya praktekin sampe sekarang.

Cari Review

Saya adalah banci review sejati. Sebelum memutuskan membeli suatu skincare apalagi harganya cukup mahal. Biasanya saya googling dulu & baca pengalaman orang lain. Penting untuk diketahui, cari review dari orang yang punya permasalahan kulit, warna kulit, etnis, usia dengan kita. Biasanya kalau uda mirip, bisa bakalan ditebak hasil akhirnya di kulit kita. Kalau kebanyakan orang dengan ciri yang sama dengan kita gak cocok dengan produk ini, better skip it.

Saat cari review di internet, pay attention on registration no. Jaman sekarang, banyak orang cari untung gede dengan jual skincare abal-abal yang memberikan iming-iming “mencerahkan kulit secara instant”. Wajah cuma satu, please maintain it. Jangan pake produk yang merugikan kulit kamu. Mending invest di produk yang memberikan hasil jangka panjang tapi aman, daripada produk ga jelas yang murah dan memberikan hasil instant yang gak permanent (bahkan merusak).

Try sample size

Kalau uda cari review, tapi masi tetep ngotot pengen coba. Better try it in sample size. Jaman sekarang banyak kok yang jual edisi sample atau edisi share. Kalau selama menggunakan sample size ini kulit menunjukkan tanda-tanda lebih baik dan suka. Consider to buy in normal size. Selain biasanya lebih murah, dan lebih awet. Kadang kalau beli fullsize suka dikasi tester macem-macem. Kan lumayan buat dibawa travel

Choose the general products first

Biasanya nih, beberapa skincare brand itu punya produk yang sifatnya lebih general. Bisa digunakan untuk berbagai jenis kulit. Umumnya juga, formulanya ini nyaris terdapat di semua jenis skincare yang dikeluarkan oleh brand tersebut. If you are allergic to this, skip. Karena biasanya gak bakalan cocok juga pake produk lain.

Purging? It’s a big NONO

Banyak orang yang mengganggap kalau purging itu is equal to produk sedang bekerja secara maksimal dan dalam beberapa hari minggu or bulan ke depan purging akan ilang dan kita akan menerima hasil yang kita inginkan. Purging is purging, means kalau kita itu berontak terhadap produk yang kita pakai dan please jangan paksa macem-macem. Lebih baik selingkuh ke produk lain yang bikin kita gak purging.

Skincare gak bisa disamain ke setiap orang. Bikin jadi bagus di kulit si A, bikin kinclong di kulit si B bukan berarti itu bakalan memberikan hasil yang sama bagusnya di kulit kita. That is why, in the first place I suggest you to be a banci review just like me.

 Know when to STOP

Skincare itu emang tujuannya dibuat menjadi lebih baik. Tapi tetep, ada beberapa faktor alam yang gak bisa dibantah. Alias emang udah hukumnya begitu. Kalau jerawat itu bisa dilawan, kulit kusam juga bisa diperbaiki, tapi masalah keriput dan penuaan itu ada batasannya. Which means, we have to deal with it.

Minum yang banyak dan ubah gaya hidup

Apapun jenis skincare yang akan kita gunakana, gak bakalan bisa maksimal kalau gaya hidup kita juga masih kurang benar. Agar skincarenya bekerja makin maksimal, tetep konsumsi banyak air putih, sayur dan buah, jumlah jam tidur yang cukup dan ternyata olahraga juga ngaruh.

Telat haid & primolut N 5mg

Dateng haid itu nyebelin, tapi kalo gak dapet haid… malah lebih nyebelin lagi.

      Nah, ceritanya desember kemaren haid saya gak dateng-dateng padahal udah lewat 15 hari dari tanggal jatuh tempo. Cuma tanda-tanda bakalan dateng haid itu udah nongol sejak tanggal seharusnya saya dapet haid. Karena udah mau mudik dan badan uda bener-bener gak enak, makanya saya memutuskan untuk konsultasi ke dokter kandungan. Akhirnya memutuskan diri untuk konsultasi ke dokter kandungan di RS. St carolus pada hari Sabtu.

      Ternyata konsultasi ke dokter kandungan itu adalah kesalahan terbesar. Antriannya asli panjang banget. Saya melakukan appointment by phone di pagi hari (sekitar jam 7 pagi kurang), udah dapet nomor antrian 33 dan jadwal konsul jam 12 siang. Sampai disana, saya nunggu kira-kira sejam sebelum dipanggil untuk konsultasi. Setelah itu di USG untuk memastikan apa ada kelainan di dalam rahim dan sebangsanya. Puji Tuhan, ternyata gak ada. Semuanya baik-baik saja. Dokter menuliskan resep “Primolut 5N” untuk dikonsumsi selama 10 hari. Harga obat ini juga tergolong menengah (Rp. 171.000 untuk 30 tablets). Diminumnya 3x sehari setelah makan.

      Saya mengkonsumsi obat ini selama 3 hari dan was-was abis karena haidnya ternyata gak kunjung datang. Akhirnya, setelah konsultasi online via google dan cari tau orang yang senasib dengan saya serta dengan seorang dokter kenalan. Kebanyakan dari mereka mendapatkan haid setelah berhenti mengkonsumsi obat ini. Ternyata, bener saja. Dua hari setelah saya berhenti mengkonsumsi tablet ini, haid saya keluar normal.

Ternyata cara kerja primolut ini adalah seperti dua sisi mata uang:
1. Membendung haid agar tidak keluar (ini selama kita masih tetep mengkonsumsi tablet yang bersangkutan)
2. Mengeluarkan haid (setelah berhenti mengkonsumsi pil tersebut).

Dari hasil google di beberapa tempat:

What is Primolut N used for?
source: http://www.netdoctor.co.uk/womens-health/medicines/primolut-n.html

Primolut adalah tablet 5mg yang digunakan untuk mengobat beberapa kondisi yang mengakibatkan berkurangnya hormon progesteron dalam tubuh seperti menorrhagia, secondary amenorrhoea (periode haid yang berhenti, gak nongol atau terlambat dibandingkan jadwal seharusnya); dysmenorrhoea (haid tidak berhenti); PMS; dkk seperti yang dijelaskan berikut:

Primolut N tablets 5mg are used to treat several conditions that are the result of a lack of progesterone including menstrual disorders like: menorrhagia (heavy prolonged menstrual bleeding) secondary amenorrhoea (menstrual periods that have stopped, are absent or irregular); dysmenorrhoea (painful periods); premenstrual syndrome, including cyclical mastopathy (premenstrual breast swelling and tenderness); dysfunctional or abnormal uterine bleeding, which occurs during the menstrual cycle instead of at the end. Primolut N tablets 5mg are also used to treat endometriosis (growth of endometrial tissue outside the uterus causing pain and bleeding) and shift the timing of menstruation to help manage irregular menstrual cycles.

TIPS & WARNING:

  • Obat ini tidak diperkenankan untuk wanita hamil, jika anda aktif secara seksual sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan bahwa terlambatnya haid bukan karena hamil sebelum mulai mengkonsumsi obat ini. 
  • Cara kerja dan hasil yang didapatkan setiap wanita setelah mengkonsumsi obat ini bisa berbeda (ada yang haidnya tetap gak nongol-nongol juga) atau malah mendapatkan gejala sakit lain. Jika keadaannya sudah sedemikian rupa, ada baiknya kembali berkonsultasi dengan dokter kandungan yang terpercaya.
  • Blog ini saya tuliskan berdasarkan pengalaman saya sendiri, tetapi untuk kebaikan bersama jika ada beberapa dari ladies-ladies sekalian yang mengalami kasus yang sama dengan saya, ada baiknya dikonsultasikan dengan pihak medis sebelum mulai mengkonsumsi obat ini.

skincare review : kose junkisui

Still hard to think after changing some of my make stuff and spend much money on it (my version), i don’t get the result as I expected. A few months ago, after giving up on one of skincare product (i already gave you the review). I started to use a KOSE – junkisui series. I was confused in the beginning to choose between biotherm or kose, but as one of my friends told me that biotherm will make my face skin peeled off then I choose the KOSE. Consider that it is made in Japan (located in Asia continent, the same continent as Indonesia. It makes me think that “okay, i think we do have some climate and weather and the Japanese skin structure is similar with Indonesian people”. Don’t ask me from where I can get the theory. it is pure my personal assumption.)

junkisui series (courtesy: tensukemarket.com)

So, here the story goes …

I went to a make up store, consulted with the expertise there to choose the best product for me and then the conclusion comes to “kose-junkisui”. another “famous” series from kose is “sekisei”. But sekies series is dedicated for them who wanna get skin englightment. I pick all the product series. There are four of them and all of them cost more than USD 100. I just love the face lotion one and the others are rubbish. There’s no significant difference I got thru that products. Let me make the review of this product

1. Kose Junkisui – Facial Wash

I think, this is good (since you don’t know the price). it cost US$ 23. the products promise you to make your face shiny with the oil controlling power. After one month usage, i found my face is still in oily condition. Unfortunately, eventhough some said that this product is good but it doesn’t work for me.

2. Kose Junkisui – Mosturizer

I think this is the best from this series. Compared to my previous skincare, this product can reduce the oil in your face but still does not give you any guarantee to vanish them all. It cost US$35 for 120 ml.

3. Kose Junkisui – Refreshing Toner

First impression of this product is it smeels good, it is so herbal. It cost US$ 35. You apply this unto your face after washing it first. Put a little of this toner into your cotton face and apply it on your face smoothly. Some said this is good product, but still i found my self feel dissapointed that this product does not work for me.Actually it will clean your face (as every toner does), but does not give you any result to reduce the oil on your face.

4. Kose Junkisui – Refreshing Spots Serum

It costs US$30 and it doesn’t even dry your acne. Still, I feel dissapointed with this product. I never recommend this product to anyone anytime. Better use your money for something useful, but big no for this products.

From 5 scale, this product only gets 2.5 (middle)

movie : the company men

courtesy of IMDB

Taglines: In America, We Give Our Lives To Our Jobs. It’s Time To Take Them Back !

The story centers on a year in the life of three men trying to survive a round of corporate downsizing at a major company – and how that affects them, their families, and their communities.

Released Year : 2010
Director: John Wells
Writer: John Wells
Stars: Ben Affleck, Chris Cooper and Tommy Lee Jones

Cerita ini dimulai dengan gambaran betapa bahagianya hidup menjadi seorang Bob Walker. Bekerja dengan posisi Kepala Divisi Sales & Marketing dengan umur yang cukup muda (37 tahun). Memiliki sebuah rumah dengan semua perlengkapan untuk layak disebut sebagai rumah nyaman dan bahkan relatif mewah. Memiliki 2 orang anak yang cantik dan tampan serta seorang istri yang cantik, FTM (full time mother) dan super pengertian.Mengendarai sebuah motor sport mewah (Porsche) dan tentu saja keanggotaan eksklusif di klub golf. What a perfect man ! I bet that everyone wants to kill for that amazing life.

Tragedi dimulai ketika dilakukan PHK besar2an karena perekonomian seluruh US yang benar-benar tidak OK banget, dan apesnya Bob Walker adalah salah satu dari korban PHK tersebut. Akhirnya dengan sisa harga diri yang dia punya, dia mulai bangkit lagi dan mencari pekerjaan yang layak (layak bagi dia tentunya, bukan bagi orang secara umum). Tapi dengan pengalaman kerja serta dengan penghasilan besar yang dia terima selama bekerja di GTX, tentu saja tidak mudah bagi perusahaan untuk mempekerjakan manusia seperti dia. Hal ini ditambah kenyataan, ribuan MBA diluluskan oleh berbagai perguruan tinggi. Relatif masih muda, keinginan yang menggebu, otak yang masih cepet buat diajak kompromi ditambah lagi kenyataan bahwa mereka bisa dibayar murah dengan alasan fresh graduate (this is the reason why a company have a tendency to hire fresh graduate).

Tak ada perusahaan yang mau mempekerjakan dia, membuatnya menyerah dan menerima pekerjaan dari iparnya sebagai pekerja bangunan (agak lebay sih, dari seorang ekspatriat banting setir menjadi pekerja bangunan. Apalagi memiliki wajah tampan ala ben affleck). Bob menjual rumahnya, menjual porsche kesayangannya, berhenti dari keanggotan golf dan akhirnya istrinya memilih untuk mulai bekerja lagi.

Di lain sisi, keadaan GTX tidak menjadi lebih baik. CEO perusahaan adalah manusia yang menurut saya tipikal kejam dan berhati dingin. Dia lebih memilih masuk dalam 50 CEO dengan penghasilan tertinggi versi majalah forbes dan memecat executive BOD serta ribuan karyawan lain serta upgrade gedung kantor daripada mempergunakan dana tersebut untuk hal-hal lain yang memiliki prioritas lebih penting (seperti dewan rakyat yang duduk di Senayan saja. Tapi dia masih mempergunakan uang sendiri sedangkan yang di Senayan menggunakan duit …. *gak usah dibahas, malah bikin tambah keki …. #menatap nanar ke slip gaji yang dipenuhi segala detail potongan pajak negara).

Akhir ceritanya gimana?
Seperti biasa karena ini film ini menurut saya tujuannya adalah motivasi dan memberikan pesan kepada semua pekerja secara global, maka tentu saja akhirnya happy ending. Pada akhirnya, Gene McClary (mantan BOD GTX yang mengalami perihnya pemecatan) mengajak korban-korban PHK lainnya membangun usaha yang sama ditambah layanan konsultasi strategi, memperbaiki dan menggunakan kembali pabrik GTX lama yang terabaikan, dan berkeyakinan bahwa dengan keberanian dan entusiasme yang tinggi, mereka akan bisa membangun usaha tersebut.

Di dunia lain, Lauren berakhir menjadi seorang janda setelah suaminya, mantan BOD GTX (Phill Woodward) yang mengalami pemecatan memilih untuk bunuh diri karena merasa harga dirinya hancur semenjak resmi menjadi penggangguran.

Moral cerita dari film ini yang saya dapatkan adalah (this is my personal opinion)
– love your job, but not your company because you don’t know when they stop loving you (and finally dump you)
– being fired is not the end of the world as long as you are capable, have faith, courage and enthusiasm.
– a company can stop your path career there but they can’t stop your brain to think and create another brilliant idea (canggih ya bahasa gue …? hahaha ….)

finally, happy watching anyone !

rumput tetangga kelihatan lebih hijau

You can’t be fuelled up by bitterness. it can eat you up but it cannot drive you – benazir bhutto-

Pada hakikatnya manusia itu memiliki sifat pembosan. Kalau kita udah kerja beberapa lama, ada saat pekerjaan kita melewati “rough period”, “masa jenuh” dan sebagainya. Di titik ini, beberapa cari pelampiasan, ada yang inisiatif ambil cuti, pindah divisi, dan kadang ada yang malah jadi pindah kerja.

rumput bo ~

Di masa kayak gini, mulai deh kita berfantasi macem-macem soal kerjaan kita. Mulai membanding-bandingkan pekerjaan kita dan pekerjaan orang lain. Kadang diakhiri dengan menarik napas panjang “seandainya gue bisa kayak gitu ya”. Lalu mulailah kita menghitung hal-hal yang menjadi cacat perusahaan dan segala kejelekan mereka yang tentunya menurut versi kita. Di  sini baru keliatan kalo rumput tetangga lebih hijau yang kalo kata orang Solo “the grass is greener on the other side“. Tapi pernah gak kepikir kenapa rumput tetangga lebih hijau ? Jawabannya simpel, ya karena tetangga yang menanam, memberi pupuk, menyiram dan merawatnya.

A big thing starts from the little thing, once you make then it all will come to you. Sadar ato enggak, kadang kita tidak memperhatikan pekerjaan kecil dalam pekerjaan karena kita anggap “itu kan gak penting. Gak akan dicek ama si boss”. Padahal aslinya, kita bisa melakukan hal-hal kecil, dengan sendirinya hal besar akan datang kepada kita. Kalo dikasi pekerjaan kecil aja kita udah gak berhasil, ya gimana bisa boss percaya kalo dikasi pekerjaan yang gede kita bisa lakuin ?. Kalo anda di posisi boss, pasti setuju deh dengan pendapat saya. Beberapa hari yang lalu, saya messenger-an dengan salah seorang teman saya. Dia cerita kalo dia punya proyek, trus dia tanya apa saya mau join sebagai seorang developernya. Dengan keadaan pekerjaan saya yang sekarang ini, saya tentu saja tidak mengiyakan. Alesannya takut keteteran. Sebagai sahabat yang baik, saya rekomendasiin temen kita yang lain buat jadi partner dia. Tapi olala, ternyata udah ditawarin duluan ama temen saya ini. Dan dia harus kecewa karena si sahabat saya ini juga gak mao. Alesannya “Proyeknya kecil, gue ogah maen di proyek yang kecil-kecil”. Padahal menurut saya lingkup proyek itu lumayan gede lho. Hello ! tipikal manusia tidak sadar diri. Karena setau saya, sekalipun ini orang emang gak pernah terlibat dalam proyek menengah (apalagi yang gede). Padahal jika dia mau coba dan hasilnya memuaskan, saya yakin the bigger project will come easily. It takes effort honey. Seseorang bisa mencapai posisi tertinggi dalam perusahaan, pasti dia udah melakukan sesuatu yang berarti dan menggebrak bagi perusahaan tersebut (beda kasus, kalo dia itu Ardie Bakrie – jelas donk itu namanya jatah keluarga).  Kalo mau yang ekstrim, mungkin bisa dicontoh tuh Mark Zuckerberg (co-founder Facebook).

Membandingkan rumput tetangga tipe lain adalah saat melihat seseorang di perusahaan lain dikasih gaji yang jauh lebih gede dari posisi sekarang. Tapi pernah gak sih mikir, yang dia bisa lakukan untuk perusahaannya apa sebanding dengan apa yang juga udah kita kasih ke perusahaan kita ? Kalo dicontohin ke kehidupan saya sebagai seorang IT Consultant itu gini nih

“Gue jadi programmer .net tapi cuma dikasih duit segini. Kok dia temen gue yang lulus sama ama gue, gajinya dobel dari gue ?”. Pernah coba mikir gak, si temen-gaji-dobel ini udah pernah get involved dalam proyek apa aja, dia ngerti .net ini udah sampai level mana, belajarnya gimana ? Gak mungkinlah seorang tau .net sekedar simpel-db-programming disamain dengan orang yang ngerti BI di .netnya. Coba dipikir kalo kita seorang boss, punya 2 pegawai dengan tipikal : satu orang kerjanya cuma sebatas job-desk yang dikasih ama boss, pulang teng-go, buka internet buat hal-hal gak penting dan paling gak suka kalo lembur. yang satunya lagi, walo gak disuruh boss ngerjain begitu, tapi diliat perlu ama dia, dia bakalan inisiatif bikin sendiri, lembur juga dijabanin dengan suka cita. Again, it takes effort to be paid higher. Kalau ceritanya kita cuma pengen segala sesuatu tapi gak pake usaha, ujungnya semuanya akan diakhiri label ‘M’. Pekerjaan Mimpi, Gaji mimpi, kedudukan mimpi … dan segala mimpi-mimpi lainnya yang gak bakalan terealisasi.

Kebiasaan selalu melihat rumput tetangga yang konon katanya lebih hijau ini gak jarang membuat orang jadi kerja ogah-ogahan di kantor dan cari celah buat membenarkan diri akan niatnya buat pindah kantor dengan motif pengen lebih baik dari segala sisi.Syukur kalo kantornya emang kurang ajar dan gak menghargain karyawan. Pembenaran diri akan didukung oleh pembenaran dari orang lain. Tapi klo nyatanya pindah ke kantor lain *dengan gaji yang lebih gede* tapi kerjaan bak superman dan boss kerjanya suka marah-marah.

Pengen balik ke kantor lama, udah tengsin duluan. Walo ada beberapa yang memberanikan diri buat balik lagi ke kantor lama *ada tuh kasus kayak gini yang pernah saya dengar dari seorang kenalan saya di perusahaan sekarang*. Maksud saya, jangan secepat itu menjudge perusahaan. Baru sebulan kerja udah bilang “nih perusahaan jelek banget, saya harus pindah secepatnya”. Saya punya satu kebiasaan jika sedang melalui tahap wawancara pekerjaan. Biasanya sih, abis interviewernya nanya calon karyawan pasti dia tanya balik ke kita “ada pertanyaan ?”. Nah disitu baru saya tanya ke dia seperti “perusahaan ini udah berapa lama ?”, “karyawannya banyak gak ?”,”fasilitas apa yang saya dapatkan jika seandainya saya keterima ?”, dan macem-macem lagi deh selama pertanyaan itu masih normal buat ditanyakan. Tujuannya biar saya kenal perusahaan itu gimana dan nentuin apa saya merasa sreg di perusahaan ini atau enggak. Toh walo akhirnya kita keterima di sana, tetep hak kita mau ambil pekerjaan itu atau enggak. Kalau tengsin mo tanya, kan ada internet tuh … Tinggal googling ajah deh, pasti ditampilin identitas dari perusahaan itu.

Tapi tulisan ini bukan berarti lho, dengan gitu anda kerja sekeras-kerasnya tapi ternyata atasan tetep gak peduli atau udah ada penjilat duluan yang ambil jatah (penjilat ini sih udah jadi kutu umum di setiap perusahaan. Walo gak semuanya terlihat blak-blakan, ada juga yang cerdik dengan pakai cara halus). Kita juga punya limit donk. Kalau kita merasa kita kerja udah maksimal tapi kok berasa kayaknya karir kita cuma jalan di tempat, then it’s a good choice to move on. Say goodbye to it with grace and dignity. Ada banyak perusahaan di luar sana yang saya yakin bisa menghargai karyawan yang bekerja keras dan bukan menjilat keras.

the winner stands alone

Fashion ?

Apa yang ada di kepala orang-orang ini? Apa mereka pikir fashion adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai musim? Apa mereka datang dari seluruh penjuru dunia untuk memamerkan busana, perhiasan serta koleksi sepatu mereka ? mereka tidak mengerti. Fashion hanyalah cara untuk berkata

“Aku anggota duniamu. Aku mengenakan seragam yang sama dengan tentaramu, jadi jangan tembak.”

Sejak beberapa kelompok pria dan wanita mulai tinggal bersama dalam gua-gua, fashion telah menjadi satu-satunya bahasa yang dipahami semua orang, bahkan yang tidak saling mengenal.

“Kita berpakaian dengan cara yang sama. Aku anggota sukumu. Ayo bersatu dan melawan yang lemah sebagai cara bertahan hidup”.

Tapi ada yang beranggapan fashion adalah segalanya. Setiap enam bulan, mereka menghabiskan banyak uang untuk mengubah detail kecil supaya bisa tetap mempertahankan keanggotaan mereka dalam suku ekslusif golongan berada. Jika mereka mengunjungi Silicon Valey, tempat para jutawan industri IT  mengenakan jam tangan plastik serta jins belel, mereka pasti paham bahwa dunia sudah berubah; sekarang semua orang sepertinya termasuk dalam kelas sosial yang sama; tak ada lagi yang peduli pada besarnya berlian, desain dasi, atau tas kerja kulit. Dasi dan tas kerja kulit bahkan sudah punah di bagian dunia itu; sayangnya di dekat sana ada Hollywood, mesin yang relatif lebih kuat – sekalipun mengalami penurunan- dan masih berhasil meyakinkan orang-orang tak berdosa agar percaya pada baju-baju haute-couture, kalung zamrud, dan limusin panjang. Lalu karena semua itu masih kelihatan di majalah-majalah, siapa yang berani menghancurkan industri jutaan dollar yang menyangkut dunia periklanan, penjualan benda-benda tak berguna, penciptaan trend-trend baru yang sama sekali tidak penting, serta pembuatan krim wajah yang sama persis namun diberi label berbeda-beda ?

PS : somehow, I love this part of script … (taken from : the winner stands alone by Paulo Coelho).  Bagi yang setuju silahkan senyum di dalam hati dan mengamininya, tetapi yang tidak setuju. No problem, dunia itu indah karena ada perbedaan …


Synopsis :

Berlatar belakang Festival Film Cannes, The Winner Stands Alone bukan hanya cerita tentang kemewahan dan dunia glamor para bintang, namun juga menuntun kita ke dalam perenungan mendalam tentang kekuatan mimpi-mimpi kita serta nilai yang kita gunakan untuk mengukur diri sendiri.

Selama 24 jam kita diajak mengikuti jejak langkah Igor, pengusaha telekomunikasi kaya raya dari Rusia, yang merasa terpukul setelah ditinggal istrinya, dan memutuskan untuk menarik perhatian sang mantan istri dengan sebuah rencana gila. Dalam prosesnya, Igor bersilang jalan dengan Gabriela, aktris muda dan ambisius; Jasmine, model dari Rwanda yang menjadi pengungsi di Eropa; Javits, produser berpengaruh dan korup; dan Hamid, pengusaha yang memulai dari bawah dan sedang berada pada puncak kejayaannya. Kemunculan Igor mengubah hidup mereka selamanya.

Kisah yang intens ini membawa kita ke dalam lingkup orang-orang terkenal, sukses dan bergelimang uang, namun juga menjadi cerminan mengejutkan tentang kedangkalan dan keganasan dunia di mana manusia saling memakan sesamanya.

My Review:

Setelah Sidney Sheldon, Paulo Coelho adalah novelis lain yang saya suka karya-karyanya. Walau bahasa yang dia gunakan terkesan berat dan mendalam, selalu ada nilai hidup yang saya dapatkan setelah membaca novelnya. Di antara semua karyanya, saya paling suka buku ini (The Winner Stands Alone) dan Eleven Minutes (kalau ada waktu luang, saya akan bikin reviewnya. This is a promise 😀). Yang paling susah saya cerna isi dan maksudnya adalah bukunya yang berjudul Penyihir dari Portebello (The Witch of Portobello).

Kenapa saya suka buku ini? Di buku ini menceritakan bagaimana dunia entertainment itu sebenarnya dan bagaimana yang tampak di luar tidak selalu sama dengan apa yang ada di dalam. Hidup yang penuh kepura-puraan, penuh kekosongan dan perbudakan diri sendiri yang mengatasnamakan “fashion” dan “superclass life-style” (istilah baru yang saya dapatkan dari buku ini).  Berapa banyak pengorbanan yang diberikan untuk sebuah life-style yang trennya berubah cepat sekali. Once you out yourself in it, then it is hard to get out. So, selamat membaca (again, bagi yang minat …)

touch up

Pengen cerita sedikit soal wanita dan pernak-perniknya. Makeup itu udah pasti jadi bagian keseharian wanita kantoran. Walo emang gak semua bagian wajah kena dempul si makeup, minimal tiap cewe itu pake pelembap dan bedak. Lainnya sih itu tergantung orangnya, mo tambahin eyeshadow, blush-on, dan kru-krunya.

Apakah kita akan bahas item ini satu persatu ? tentu saja bukan. Saya gak jago soal makeup (jujur dari relung hati yang paling dalam dan dalam keadaan sadar sepenuhnya). Saya seorang IT konsultan yang kerjaannya mobile, beberapa bulan bisa berada di perusahaan A, bulan berikutnya di perusahaan B, dan sebagainya. Sekarang juga posisi saya masih tetap di klien. Jadi, karena saya punya sindrom tidak-bisa-menahan-pipis, saya sering ke toilet. Dari seringnya frekuensi sering ke toilet ini, ternyata ada sindrom lain yang saya lihat di kalangan beberapa wanita, yaitu “dempul-sesering-mungkin”. Di klien saya ini, saya sering melihat (sebut wanita ini bernama Bunga) ternyata 1/2 dari waktu kerjanya dipake buat touch-up doang (baca: dempul). Bahkan dalam tingkat paling parah saya pernah pura-pura nelepon di toilet selama 30 menit, dia masih tetep di depan cermin dengan segala perabot make-upnya.Jam makan siang saya singgah ke toilet, masih tetep juga bunga yang siap-siap makeup buat makan siang, abis makan siang juga gitu, pas mo pulang, tetep touch up juga.

Gak ada yang salah dengan cara dia touch-up sesering mungkin walau kadang buat moles bibir dia butuh 15 menit. Hanya saya jadi mikir nih istilah yang sering diungkapkan oleh lawan jenis kita “Wanita taunya apa sih ? taunya kan cuma dandan doang”. Kalau denger begini, beberapa merasa panas di hati dan merasa selevel lebih rendah dari kaum pria. Gerakan feminisme dan emansipasi seakan jadi tameng buat memuntahkan teori kalau cewe taunya cuma dandan melulu. Tapi kalo udah kaya si bunga ini kejadiannya ? ya mau gak mau diaminin juga dalam hati. Saya gak bermaksud generalisasi kalau semua cewe begitu. Saya percaya masih banyak cewe yang bisa survive, berkarir dan bergaul lebih OK tanpa modal touch-up-sesering-mungkin. Ada juga kok yang suka touch-up, tapi kalau emang dirasa perlu doang (dibaca: jarang). Touch-up boleh dan disarankan (seperlunya) biar wajah keliatan seger dari pagi-sore, cuma jangan jadi alesan buat lama-lama di toilet, lama-lama pake wastafel (yang ini sumpah bikin saya kesel, saya pernah ngantri cuci tangan 15 menit hanya karena alis wanita yang sedang touch up di toilet kantor ini ‘katanya‘ ketinggian sebelah) sehingga kerjaan lain jadi keteteran.*lagi emang toilet punya engkongnya situ ya? kok jadi dimonopoli ?*

NB: sekian uneg2 dari saya …saya cuma berharap si bunga gak ada di barisan paling depan buat berkoar-koar soal emansipasi dan feminisme.

APPRECIATION – PENGHARGAAN

Di dunia ini ada lebih banyak yang lapar cinta dan penghargaan daripada yang lapar roti – Mother Teressa (Pemenang Nobel Perdamaian)

Aku belum pernah bertemu orang, setinggi apapun statusnya, yang tidak bekerja lebih baik dan berusaha lebih keras dengan dorongan persetujuan dibanding dengan dorongan celaan.

Dari pengalaman yang saya dapatkan sampai saat ini, ada beberapa alasan orang  buat pindah kerja. Ada alesan uang, teman kerja, gak dihargain dan sebagainya. Yang setelah saya pikir-pikir ternyata yang paling gede itu adalah masalah PENGHARGAAN. Sebagai manusia, saya jamin pasti semua pengen dihargain walo bentuknya gak harus selalu disanjung ke setiap orang. Ada banyak hal-hal kecil yang ternyata berupa penghargaan kepada kita.

appreciation

Contohnya nih bagi saya sendiri. Beberapa bulan yang lalu dalam pekerjaan, saya punya masalah yang belum nemu solusinya. Udah coba pake segala macem cara, errornya masih tetep betah disitu. Ya pasti betahlah, orang belum disolved. Nah, dengan perjuangan berat dan disertai cucuran keringat dan air mata *lebay*, akhirnya kita bisa solved. Saya pribadi seneng banget, ternyata klo ada usaha pasti ada jalan. Kasus itu selesainya hari Jumat, Sabtu – Minggu kebetulan saya libur. Senin saya kembali bekerja, dan betapa bahagianya saya ternyata ada beberapa email baru (termasuk dari presdir kantor saya) yang nulis Say thanks for our great effort. Walaupun cuma berupa email dan bukan traktiran makan siang, saya bener-bener senang sekali. Itu berarti dia peduli kepada saya dan kerja keras saya dan temen setim saya.

Beda lagi dengan kasus temen se-tim saya. berhubung dia ada kerja di kota lain, maka saya handle klien saya sendirian. Beberapa hari kemudian kita tergabung lagi dalam tim dan dia membawakan saya cookies coklat sebagai tanda ucapan terima kasih. cookies berapa sih harganya ? gak mahal lho … tapi cara dia menghargain saya melalu sebuah cookies itu pasti gak akan saya lupakan.

Ibu saya juga pernah punya cerita demikian, setiap saya melakukan isi ulang pulsanya, dia pasti sms saya begini
“Makasih ya sayang, pulsanya udah sampe. Selamat bekerja ya, Tuhan berkati”.

Saya juga kerap melakukan hal yang demikian kepada ibu saya. Jika saya kebetulan mudik, dia pasti akan masak macem-macem makanan kesukaan kita. Untuk menghargain usahanya, saya memeluknya dan bilang
“Ehmm … makanannya enak lho ma, makasih ya “

Ada banyak cara menghargain orang yang mungkin gak bisa dibeberin satu-satu. Kalo saya beberin disini *lengkap dengan studi kasusnya*, bisa jadi saya harus bikin account wordpress atau provider-blog-free yang lain. Tapi pada intinya, cara menghargain orang itu ada macem-macem. Jangan pernah pikirin kalo orang yang ingin kita hargain itu gak akan tau, yang penting kita memberi secara ikhlas dan bukan paksaan. Secara umum, memberikan penghargaan itu dibagi dalam tiga bagian besar yaitu auditori, visual dan kinestetik.Semuanya merupakan tiga cara berbeda otak menyerap informasi, dan semua orang punya jenis yang paling dominan.

Orang auditori harus mendengar, orang visual harus melihatnya dan kinestetik harus merasakannya. Orang visual cenderung menyukai penghargaan berupa benda yang bisa diliat, ditempelkan di kulkas ato lemari mereka. Mereka menyukai surat, kartu, sertifikat, bunga, plakat, foto, dkk. Mereka bisa menyimpan selamanya. Orang-orang kinestetik perlu merasakannya, misalnya melalui pelukan, jabat tangan, tepukan di punggung. Sedangkan orang auditori lebih cenderung menyukai dihargai dengan cara diucapkan. Misalnya dengan mengatakan “terima kasih, pekerjaan anda sungguh baik sekali. saya tahu, saya bisa mengandalkan anda”.

So, susahkah buat menghargain orang ?

baby vs buddy

Mungkin ini bukan kasus langka lagi di dunia percintaan dan persahabatan yang kadang harus memilih. Sering kali persahabatan jadi rusak gara-gara hubungan percintaan atau bahkan sebaliknya, percintaan yang rusak gara-gara persahabatan. Untuk opsi kedua, saya yakin kasusnya gak sebanyak opsi pertama. Tapi saya bukan bilang gak pernah lho, Cuma ya jarang aja. Perbandingannya bukan 1:1.

Sebenarnya, bukan hal yang mustahil kalo keduanya bisa jalan berdampingan. Bagi saya pribadi, tidak ada prioritas utama. Apa mau sahabat dulu baru percintaan atau percintaan dulu baru sahabat. Hidup itu harus seimbang.  Menurut saya pribadi, ada beberapa hal yang mungkin perlu dilakukan dan jangan dilakukan agar kedua hal ini gak jadi beban bagi kita.

Kondisi 1 :

Kita dengan pasangan jalan dengan sahabat sendiri. Jadi ceritanya ada 3 orang yang jalan. Ini Cuma kondisi doang ya, walau sebenarnya saya pribadi ogah harus jalan bertiga dengan sahabat saya dan kekasihnya. Usahakan tetep ajak temen dalam pembicaraan kita, jadi dia gak merasa seperti “obat-nyamuk” doing. Diajakin Cuma buat usir nyamuk saat kita memadu kasih dengan sang pacar. Simpen dulu rapat-rapat kata-kata mesra yang mungkin bisa kita lontarkan buat pasangan. Misalnya nih

“Sayang, kamu tampan sekali hari ini. Saya sampe pangling gitu. Kalo kamu gini tiap hari, aku makin cinta deh jadinya”

Belum lagi hal itu diungkapkan dengan pose bergelayut mesra dengan pasangan. Ayolah, kita ajakin sahabat kita karena kita pengen dia ikut dan bener-bener dianggap ada bukan mau jadi penonton premier yang melihat aksi mesra kalian berdua yang mirip Jack and Rose di film “Titanic”. Bayangkan, kalo kita ada di posisi sebaliknya. Kalo saya sih sorry doddy ya … saya memilih hengkang dari situ dan cari temen lain yang bisa diajak nongkrong.

Kondisi 2:

Dengan berniat baik siapa tau bisa ajakin sahabat double–date, maka kita coba jadi mak comblang dengan mencoba memperkenalkan sahabat wanita kita dengan sahabat pria sang pacar yang kebetulan masih “melajang” (inget lho, saya lebih suka menggunakan kata melajang daripada jomblo. Hahaha …). Jadilah kita berempat makan bareng. Jangan coba-coba memperkenalkan temen kita dengan memberitahukan informasi pribadi yang sebenarnya belum begitu penting di perkenalan pertama. Biar aja kita coba kasih jalan and let ‘em do the rest. Misalnya nih begini :

“eh David, temen gue ini suka hiking lho, baru 2 minggu lalu balik dari bromo dengan temen-temen clubnya. Elu kan suka juga? Kenapa gak coba pergi bareng ?”

Biar aja soal bromo dan sebangsanya temen kita yang cerita. Ada cara lain yang lebih sopan dan gak bikin keki temen. Misalnya nih “eh lin, elu suka hiking juga bukan ?”. abis itu, lina deh yang cerita soal hobi dia.

Kondisi 3:

Jangan pernah kita bagi rahasia pribadi sahabat kita dengan pacar kita. Saya rasa jauh sebelum pacaran, mungkin kita udah berkomitmen buat saling jaga rahasia dan tidak akan membaginya kepada orang lain sekalipun mereka dekat dengan kita? Kenapa justru kita harus bagi dengan pacar yang mungkin baru kenal sebulan lalu. Trus, klo entar udah putus ternyata sahabat kita ini punya rahasia dan dibocorin ama sang mantan gimana ? bukan Cuma kita yang sakit hati putus ama pacar, bisa jadi mulut sang mantan ini sejenis “ember” trus rahasia itu jadi info umum, kita juga bakalan kehilangan sahabat kita. Di awal kita udah berkomitmen buat bisa saling jaga rahasia, maka jagalah rahasia itu. Buat dapetin kepercayaan dari orang lain sih gak susah, yang susah itu justru ngejaga mereka biar tetep percaya ama kita.

Atau mungkin kasih taunya dengan cara lain. Misalnya nih:

Bilang saja namanya Amanda, sahabat dari jaman TK dan udah kompak banget. Udah kaya sodaraan deh. Temen-temen lain mungkin pada bilang kita sepaket. Nah Amanda ini tiba-tiba punya masalah dan curhat di telepon. Dengan tanpa beban kita ngomong ke dia

“wah … gue sih gak yakin nih dengan solusi gue. Bentar ya say, gue tanya Andy dulu, sapa tau doi punya solusi jitu”

Tanya ke Andy dengan niat minta solusi, pasti harus cerita duduk perkara donk. Ya sama aja kita bocorin rahasia sahabat kita ke sahabat. Udah biarin aja, kalo dia niat solusi pacar kita biar niat itu dateng dari sahabat, bukan dari kita. Saya pernah kena kasus begini, besok-besoknya saya males kalo harus cerita masalah saya ke sahabat saya ini. Kadang kala, solusi yang dia kasih juga ternyata solusi pacar dia.

Kondisi 4:

Mungkin ini kasus paling baheula. Masalah time management. Sadar atau tidak, kadang kita menempatkan pacar sebagai prioritas utama melampaui segala hal yang ada di dunia ini. Saat sahabat kita sedang punya masalah dan membutuhkan kita buat mendengarkan (sebatas mendengarkan curhatan doang, gak sampe membantu materi), kita dengan gampangnya mengatakan

“gue gak bisa nih, lagi nemenin Andy ke mall cari kado buat ultah temennya”.

Ini hal yang paling bikin keki dan saya yakin lebih dari setengah masalah persahabatan yang hancur akibat kita punya pacar itu ada di poin ini. Seperti saya bilang, masalah beginian itu gak ada nuntut prioritas utama. Yang kita butuhin Cuma keseimbangan doang. Sekali kita bisa bikin baby vs buddy itu bisa jalan seimbang. Semuanya merasa seneng. Kita bisa jadi sahabat dan pacar yang baik.